Bisnis.com, JAKARTA - Emiten migas, PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) membeberkan strategi dalam menghadapi harga minyak dunia yang mengalami fluktuasi yang cukup signifikan akhir-akhir ini.
Diberitakan sebelumnya, pada akhir perdagangan Rabu, (26/4/2023) harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni, anjlok 3,59 persen menjadi menetap di US$74,30 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara itu, harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Juni terperosok 3,81 persen, menjadi ditutup di US$77,69 per barel di London ICE Futures Exchange.
Kemudian pada perdagangan Kamis, (27/4/2023), harga minyak WTI untuk pengiriman Juni kembali rebound dengan naik US$0,46 atau 0,62 persen menjadi US$74,76 per barel. Sementara harga minyak Brent untuk pengiriman Juni meningkat US$0,68 atau 0,88 persen menjadi US$78,37 per barel.
Direktur dan Corporate Secretary AKRA Suresh Vembu mengatakan fluktuasi harga minyak dunia tidak berpengaruh signifikan terhadap penjualan BBM perseroan. Sebab, dalam menentukan harga jual BBM, AKRA menggunakan Mean of Plats Singapore (MOPS) sebagai acuan harga pasar terdekat (border price).
"Sebagai perusahaan distribusi BBM, AKRA tidak mengambil posisi di harga minyak dunia, produk yang kami jual ke industri atau ke ritel itu dasar formulanya adalah MOPS Singapore, naik atau turunnya harga MOPS langsung kami pass through ke konsumen pakai formula, yakni MOPS plus Alpha ditambah biaya-biaya logistik," ujar Suresh kepada Bisnis saat ditemui di kantornya, Jumat, (28/4/2023).
Jika mengacu regulasi pemerintah, formulasi harga BBM juga diatur dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 19 K/10/MEM/2019 tentang Formula Harga Dasar dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak menjelaskan formula harga menggunakan rata-rata harga publikasi Mean of Platts Singapore (MOPS) dengan satuan USD/barel periode tanggal 25 pada 2 bulan sebelumnya sampai dengan tanggal 24, pada 1 bulan sebelumnya untuk penetapan bulan berjalan.
Baca Juga
"Jadi kami tidak ada permasalahan terkait dengan harga minyak dunia, baik harganya 80 hingga 150 dolar per barel, atau turun ke 20 dolar sekalipun kami langsung pass through ke konsumen. Kalau lihat track record AKRA selama 17 tahun terakhir, kami selalu disiplin untuk formula pricing, dan kami langsung pass through dan maintain margin," katanya.
Terkait beberapa sentimen yang berpengaruh terhadap fluktuasi harga minyak dunia seperti pandemi Covid-19 hingga perang Rusia dan Ukraina, AKRA juga memastikan penjualan dan distribusi BBM ke konsumen baik industri maupun ritel tetap berjalan dengan lancar.
"Seperti tahun lalu adanya pandemi Covid-19, masalah perang Rusia dan Ukraina, harga minyak dunia naik-turun menyebabkan suplai BBM juga banyak mengalami kendala, tetapi AKRA tetap bisa memastikan suplai ke para kustomer kami dengan infrastruktur yang kami miliki di seluruh Indonesia," papar Suresh.
Suresh menjelaskan, formulasi harga BBM yang dijual perseroan mengacu pada MOPS pada bulan sebelumnya. Alhasil, penentuan harga BBM AKRA pada periode tertentu dalam satu bulan dipengaruhi oleh sentimen yang terjadi pada bulan sebelumnya.
"Kami selalu lihat berapa margin yang kami dapat dari rupiah per liter. Harga yang kami tentukan di Indonesia untuk semua pelanggan kami, misalnya periode 1 hingga 15 Mei 2023, itu berdasarkan MOPS periode sebelumnya, yaitu bulan April. Momen apa pun yang terjadi di bulan April langsung mempengaruhi harga di bulan Mei. Jadi tidak ada masalah, misal kami beli di harga 80 dolar per barel, kami jual 80 dolar plus mark up, begitu pun harga di bulan-bulan berikutnya," pungkasnya.