Bisnis.com, JAKARTA – PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) mencatatkan laba sebesar Rp607,27 miliar atau naik 41,89 persen per kuartal I/2023. Naiknya laba berkat adanya peningkatan pendapatan segmen logistik, dan kawasan industri.
Presiden Direktur AKRA Haryanto Adikoesoemo mengatakan peningkatan kinerja perseroan salah satunya didukung oleh peningkatan segmen perdagangan dan distribusi untuk Bahan Bakar Minyak (BBM), dan bahan kimia dasar.
Adapun segmen kawasan industri AKRA telah membukukan penjualan tanah sebesar Rp482 miliar, serta sewa lahan dan utilitas sebesar Rp66 miliar. Pendapatan juga didukung dari Kawasan Ekonomi Khusus Java Integrated Industrial and Port Estate (KEK JIIPE) yang menjual 19,6 hektare lahan kepada PT Hailiang Nova Material Indonesia pada kuartal I/2023.
“Pertumbuhan tahunan yang kuat ini berasal dari peningkatan bisnis perdagangan dan distribusi serta kontribusi yang lebih tinggi dari JIIPE karena kami membukukan penjualan tanah seluas 19,6 hektare dari Hailiang,” ujar Haryanto dalam keterangan tertulis, Rabu (26/4/2023).
Lebih lanjut, dia mengatakan segmen kawasan industri mulai mendapatkan daya tarik yang signifikan berkat adanya program hilirisasi dari pemerintah. Hal ini membuat adanya kemajuan khususnya pada peleburan tembaga yang sedang dibangun di JIIPE.
Adanya hilirisasi juga kian memperkuat investasi dari berbagai industri manufaktur hilir menciptakan ekosistem untuk industri terkait Tembaga dan electric vehicle (EV).
Baca Juga
“Proyek JIIPE melihat permintaan yang baik dari investor asing dan domestik dan ini akan memacu penjualan tanah dan pendapatan berulang Perusahaan dalam jangka pendek hingga menengah”, katanya.
Perluasan industri hilir dan manufaktur pada perekonomian Indonesia disebut memberikan ruang pertumbuhan untuk bahan kimia dasar, serta produk minyak bumi ke berbagai sektor. Dukungan pemerintah serta pembangunan yang stabil juga dinilai menjadi daya tarik bagi AKRA.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2023, AKRA membukukan pendapatan sebesar Rp10,89 triliun pada tiga bulan pertama 2023. Pendapatan ini naik 8,13 persen dari Rp10 triliun pada periode yang sama tahun lalu atau year-on-year (YoY).
Secara rinci, pendapatan dari segmen perdagangan dan distribusi BBM mencapai Rp10 triliun atau naik 4,28 persen, segmen pabrikan untuk pihak ketiga sebesar Rp147,03 miliar turun 35,88, dan dari tanah kawasan industri dan lainnya sebesar Rp505,37 miliar atau naik 825,44 persen.
Beban pokok penjualan dan pendapatan AKRA mencapai Rp9,88 triliun per kuartal I/2023. Beban tersebut naik 5,24 persen dari Rp9,39 triliun secara YoY.
Adapun AKRA mencatatkan kenaikan laba bruto sebesar 44,93 persen dari Rp738,4 miliar menjadi Rp1,07 triliun pada tiga bulan pertama 2023.
AKRA mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp607,27 miliar. Laba ini naik 41,89 persen dari Rp427,97 miliar secara YoY.
Sampai akhir Maret 2023, AKRA mencatatkan jumlah aset senilai Rp23,82 triliun. Turun dari Rp27,18 triliun dibandingkan akhir Desember 2022.
Total liabilitas AKRA turun dari Rp14,03 triliun per 31 Desember 2021 menjadi Rp10 triliun per 31 Maret 2023.
Sementara itu, jumlah ekuitas AKRA mencapai Rp13,8 triliun sampai kuartal I/2023. Turun dari Rp13,15 triliun dibandingkan akhir 2021.
Kemudian untuk kas dan setara kas akhir periode terjadi terjadi penurunan 20,11 persen dari Rp2,23 triliun menjadi Rp1,78 triliun.