Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sah! Prodia Widyahusada (PRDA) Bagi Dividen Rp237,9 per Saham

Para pemegang saham PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA) menyetujui pembagian dividen tahun buku 2022 sebesar Rp237,9 per saham.
Petugas mengambil sampel di laboratorium PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA)/Dok. Prodia
Petugas mengambil sampel di laboratorium PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA)/Dok. Prodia

Bisnis.com, JAKARTA — Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) emiten laboratorium klinis PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA) menyetujui pembagian dividen sebesar Rp237,9 per saham. PRDA mempertahankan rasio pembayaran dividen di 60 persen meskipun laba bersih tahun buku 2022 mengalami penurunan.

Dividen PRDA akan dibayarkan kepada 937,5 juta saham sehingga total dividen mencapai Rp223 miliar. Besaran dividen mencerminkan dividend payout ratio (DPR) sebesar 60 persen dari total laba bersih 2022 yang mencapai Rp371,64 miliar dan laba per saham Rp396,42 per saham.

"Prodia berhasil mempertahankan kinerja yang positif dan membukukan profitabilitas pada 2022. Hal ini dapat diraih berkat ragam inovasi pengembangan yang variatif serta berbagai fitur digital guna memaksimalkan layanan," kata Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty, Kamis (13/4/2023).

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2022 yang telah diaudit, Prodia mengakumulasi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp371,64 miliar. Capaian itu merefleksikan penurunan 40,36 persen dibandingkan dengan 2021 yang menyentuh Rp623,23 miliar.

Penurunan laba turut dipicu oleh realisasi total pendapatan sebesar Rp2,18 triliun. Angka itu turun 17,74 persen dibandingkan dengan 2021 yang mencapai Rp2,65 triliun.

Penurunan pendapatan terlihat pada hampir seluruh segmen usaha. Segmen laboratorium membukukan koreksi 19,17 persen year on year (YoY) menjadi Rp1,93 triliun dari Rp2,39 triliun. Sementara itu, segmen klinik turun 64,89 persen YoY menjadi Rp8,20 miliar dan segmen non laboratorium naik 2,07 persen menjadi Rp233,72 miliar pada 2022, dibandingkan dengan Rp228,97 miliar pada 2021.

Turunnya pendapatan PRDA dipicu salah satunya oleh koreksi pada seluruh pemasukan berdasarkan pelanggan. Koreksi pendapatan dari pelanggan individu mencapai 25,41 persen YoY menjadi Rp668,44 miliar. Begitu pula pelanggan dari referensi dokter yang turun 19,59 persen secara tahunan, referensi pihak ketiga turun 10,83 persen, dan klien korporasi turun 5,16 persen YoY.

Prodia sejatinya turut berhasil menekan beban pokok pendapatan sebesar 16,18 persen YoY sehingga menjadi Ro854,53 miliar. Meski demikian, laba kotor tetap terkoreksi sebesar 18,71 persen YoY dari Rp1,63 triliun pada 2021 menjadi Rp1,32 triliun pada 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper