Bisnis.com, JAKARTA – Emiten kesehatan yang berfokus pada laboratorium klinik, PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA) membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp69,64 miliar pada semester I/2025.
Berdasarkan laporan keuangan, laba PRDA menyusut 39,79% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp115,67 miliar.
Prodia juga mencatatkan koreksi 0,5% pada pendapatan semester I/2025 menjadi sebesar Rp1,03 triliun.
Direktur Keuangan Prodia Liana Kuswandi mengatakan paruh pertama tahun ini memang diwarnai tekanan eksternal. Namun, Perseroan masih optimistis pada prospek semester II/2025.
"Kami melihat sinyal positif dari transformasi digital yang kami jalankan, terutama melalui U by Prodia yang mencatat perbaikan signifikan dari sisi finansial," ujar Liana dalam keterangan tertulis, Kamis (31/7/2025).
Meski masih dalam fase investasi, kerugian bersih U by Prodia pada semester I/2025 berhasil ditekan secara substansial dibandingkan semester I/2024. Platform digital unggulan Prodia itu juga telah menunjukkan pertumbuhan pendapatan hampir 400% dibanding tahun lalu.
Baca Juga
"Fokus kami adalah pada penguatan digitalisasi, kolaborasi strategis, dan tentunya mendukung inovasi layanan yang value-based untuk mendorong pertumbuhan yang lebih kuat dan berkelanjutan,” ujar Liana.
U by Prodia juga terus menghadirkan berbagai layanan baru seperti pemantauan hasil tes secara real-time dari aplikasi, pemesanan layanan home service yang praktis tanpa harus ke cabang, dan riwayat kesehatan digital yang tersimpan aman untuk kemudahan pelacakan.
Selain itu, terdapat integrasi dengan wellness program yang dipersonalisasi sesuai kebutuhan pengguna dan notifikasi pengingat pemeriksaan berkala sebagai bagian dari komitmen promotif preventif Prodia.
Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty mengatakan perseroan berupaya mendorong kinerja lebih baik pada paruh kedua tahun ini.
“Di tengah dinamika industri yang terus berubah, kami tidak hanya berupaya bertahan, tetapi juga membangun masa depan layanan kesehatan yang lebih terintegrasi, digital, dan berpusat pada pasien," kata Dewi.
Adapun, terdapat dua langkah strategis Prodia yang telah diambil, antara lain akuisisi Proline pada 2024 dan ProSTEM pada 2025. Langkah tersebut dinilai sebagai bagian dari strategi yang mendukung pertumbuhan bisnis jangka panjang.
Dari sisi neraca, Prodia membukukan aset sebesar Rp2,57 triliun dengan liabilitas sebesar Rp259,2 miliar pada semester I/2025. Ekuitas perseroan mencapai Rp2,31 triliun pada periode yang berakhir 30 Juni 2025.
___________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.