Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Link Net (LINK) Cetak Rugi Rp691,69 Miliar di Tengah Kabar Akuisisi oleh Surge (WIFI)

Link Net (LINK) mengalami rugi Rp691,69 miliar pada semester I/2025, meski pendapatan naik 47,1%. Rugi ini terjadi di tengah kabar akuisisi oleh Surge (WIFI).
Logo Link Net Tbk. (LINK)./linknet.co.id
Logo Link Net Tbk. (LINK)./linknet.co.id
Ringkasan Berita
  • PT Link Net Tbk. (LINK) mencatat rugi bersih Rp691,69 miliar pada semester I/2025, meningkat dari rugi Rp282,3 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
  • Pendapatan LINK naik 47,1% menjadi Rp1,57 triliun, namun tidak menghasilkan laba dari operasi yang dihentikan, berbanding dengan laba Rp494,97 miliar pada semester I/2024.
  • LINK sedang dalam tahap negosiasi akuisisi oleh PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI), dengan Axiata Group sebagai pemegang saham pengendali utama.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — PT Link Net Tbk. (LINK) telah membukukan rugi bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp691,69 miliar pada semester I/2025 di tengah kabar akan diakuisisi oleh emiten afiliasi Hashim Djojohadikusumo PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) atau Surge.

Berdasarkan laporan keuangan, rugi emiten yang merupakan bagian dari Axiata Group ini membengkak dibandingkan rugi pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp282,3 miliar.

LINK sebenarnya mencatatkan pendapatan yang melesat 47,1% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp1,57 triliun pada semester I/2025, dibandingkan Rp1,07 triliun pada semester I/2024.

Sejumlah beban LINK pun menyusut. Tercatat, beban penyusutan LINK turun dari Rp840,66 miliar pada semester I/2024 menjadi Rp833,15 miliar pada semester I/2025.

Beban umum dan administrasi juga susut dari Rp188,28 miliar menjadi Rp168,12 miliar. Sementara, beban keuangan turun dari Rp315,79 miliar menjadi Rp265,87 miliar.

Rugi periode berjalan dari operasi yang dilanjutkan pun sebenarnya menyusut menjadi Rp691,69 miliar pada paruh pertama 2025 dari Rp777,27 miliar pada paruh pertama 2024.

Akan tetapi, Link Net tidak menghasilkan laba periode berjalan dari operasi yang dihentikan pada semester I/2025, berbanding dengan raupan laba periode berjalan dari operasi yang dihentikan pada semester I/2024 sebesar Rp494,97 miliar. Alhasil, rugi bersih LINK membengkak.

Dari sisi neraca, LINK telah membukukan aset sebesar Rp14,42 triliun dengan liabilitas sebesar Rp10,11 triliun pada semester I/2025. Ekuitas LINK pun mencapai Rp4,3 triliun pada periode yang berakhir 30 Juni 2025.

LINK mencatatkan kas dan bank pada akhir periode sebesar Rp138,21 miliar pada semester I/2025, menyusut dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp287,75 miliar.

Catatan rugi yang membengkak LINK terjadi di tengah kabar akuisisi oleh WIFI. Dalam pemberitaan sebelumnya, WIFI dikabarkan berada dalam tahap negosiasi untuk membeli saham LINK dari Axiata Group.

Sementara itu, dalam perkembangan lain, WIFI dan I Squared Capital disebut menjadi dua pihak terdepan untuk mengakuisisi LINK. Rumor juga menyebut ada Salim dan Sinar Mas Group yang tertarik pada transaksi itu.

Lewat keterbukaan informasi, Corporate Secretary Link Net Rininta Agustina Widya Pratika menuturkan bahwa perseroan mengetahui adanya pertimbangan awal dari pemegang saham pengendali untuk mengakses calon investor strategis. Namun, hingga kini belum ada informasi lanjutan yang disampaikan kepada manajemen.

"Perseroan belum menerima informasi lain dari pemegang saham pengendali mengenai hal tersebut maupun perkembangannya,” ujar Rininta dalam surat kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada beberapa waktu lalu.

Sebagaimana diketahui, Axiata Group bersama EXCL mengakuisisi LINK dari Grup Lippo pada 2022. Kala itu, Axiata dan EXCL mengambil 66,03% saham LINK dengan harga Rp4.800 per saham atau sekitar Rp8,72 triliun.

Saat ini, saham LINK dimiliki oleh Axiata Investment (Indonesia) Sdn. Bhd. sebanyak 2,15 miliar saham atau 75,42%. Lalu, sebanyak 550,3 juta saham LINK dimiliki oleh EXCL atau setara 3,9%, sementara kepemilikan masyarakat mencapai 41,97 juta saham atau setara dengan 1,46%.

_______

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro