Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prodia (PRDA) Incar Pasar Global Lewat Teknologi Stem Cell

PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA), melalui perusahaan afiliasinya menargetkan pasar internasional melalui teknologi stem cell.
Ilustrasi stem cell atau sel punca/BPOM
Ilustrasi stem cell atau sel punca/BPOM

Bisnis.com, JAKARTA – PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA), melalui perusahaan afiliasinya PT Prodia StemCell Indonesia (ProSTEM) tengah menargetkan pasar internasional dengan teknologi terapi regeneratif berbasis sel punca atau stem cell yang dikembangakan oleh ProSTEM.

Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty menerangkan, ProSTEM tidak hanya akan menjajaki pasar dalam negeri dalam penyediaan stem cell, tetapi juga pasar Asia Tenggara.

“Strategi ekspansi internasional salah satunya adalah menargetkan Asia Tenggara sebagai pusat layanan terapi regeneratif berbasis teknologi dari Indonesia,” katanya saat ditemui di Jakarta, Senin (14/7/2025).

Selain itu, ProSTEM juga bakal melanjutkan proses transfer teknologi dan riset dengan mitra internasional dan regional perseroan.

Selain itu, sejumlah upaya lain yang bakal dilakukan ProSTEM dalam rangka pengembangan teknologi anyar ini adalah melakukan kolaborasi dengan regulator, yang juga termasuk pendampingan dalam proses izin edar terapi stem cell.

Selain itu, ProSTEM juga bakal melakukan standarisasi kualitas layanan dengan merujuk pada berbagai regulasi, seperti BPOM, cGMP, ISO, AABB, dan FACT.

Hal itu dilakukan ProSTEM agar bisa menyebarluaskan temuan mereka dan menduplikasinya di sejumlah wilayah Indonesia.

“Jadi produk ini, saat ini belum ada izin edar. Karena memang tidak mampu dulu untuk melakukan standarisasi. Jadi pendekatannya adalah melalui klinik dan rumah sakit,” kata Direktur ProSTEM Cynthia Retna Sartika.

Meskipun begitu, sepanjang 2025, ProSTEM memproyeksi bakal mampu meningkatkan pendapatan mereka sebanyak 35%. Salah satu katalisnya adalah teknologi stem cell yang disebut memiliki pasar yang baik di Indonesia.

Adapun sepanjang 2024, ProSTEM mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 46% year on year (YoY). Hal ini dinilai mencerminkan bahwa ProSTEM memiliki bisnis yang efisien dan mampu bersaing di pasar yang kompetitif.

Di satu sisi, akuisisi Prodia terhadap ProSTEM dinilai bakal memberikan dampak yang signifikan terhadap kinerja PRDA. Salah satunya PRDA memproyeksi pertumbuhan pendapatan tambahan sebesar Rp2,3 miliar pada 2026 dan sebesar Rp10,6 miliar pada 2030.

“Sinergi antara Prodia dan ProSTEM tidak hanya meningkatkan nilai perusahaan, tetapi juga membuka ruang untuk ekspansi ke layanan terapeutik, memperkuat R&D, serta diversifikasi portofolio layanan klinis,” katanya di Jakarta, Senin (14/7/2025).

Selain pertumbuhan laba bersih, nilai tambah aset Prodia terhadap aksi ini diproyeksi mencapai Rp1,4 miliar pada 2025 dan Rp30,6 miliar pada 2030.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper