Bisnis.com, JAKARTA - Grup Sinar Mas menyampaikan fokus bisnisnya dalam 7 pilar utama, yakni industri kertas (pulp and paper), agribisnis kelapa sawit, bank dan asuransi, properti, energi dan pertambangan, telekomunikasi, serta sektor kesehatan.
Managing Director Sinar Mas Ferry Salman menyampaikan Grup Sinar Mas memiliki fokus 7 pilar, yaitu industri kertas (pulp and paper), agribisnis kelapa sawit, bank dan asuransi, properti, energi dan pertambangan, telekomunikasi, dan sektor kesehatan melalui Eka Hospital.
"Eka Hospital memang yang termuda, tetapi kami berkomitmen terus menambah jumlah rumah sakit," jelasnya di Kantor Bisnis Indonesia di Jakarta, Senin (3/4/2023).
Turut hadir dalam acara tersebut Managing Director Sinar Mas Saleh Husin, Head of External & Media Relations President Office Sinar Mas Stephanie Susanto, Head of Media & External Communication, Corporate Affairs & Communication Division APP Sinar Mas Elly Mahesa Jenar, Director Marcom Eka HospitalWato Kartono, Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys, Direktur Investor & Media Relations Smartfren Gisela Yeny Lesmana, beserta rombongan lainnya.
Dia pun mengakui setiap pagi rutin membaca Koran Bisnis Indonesia untuk mendapatkan informasi bisnis dan ekonomi terkini. Grup Sinar Mas juga memprioritaskan menampilkan laporan keuangan di Koran Bisnis Indonesia, karena sudah diakui kapasitasnya.
Ferry Salman berharap kerja sama Grup Sinar Mas dan Bisnis Indonesia dapat terjalin lebih baik ke depannya. "Semoga kerja sama yang sudah baik ini ke depannya akan lebih baik lagi."
Baca Juga
Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys menyampaikan FREN merupakan salah satu pilar Grup Sinar Mas yang bergerak di bidang telekomunikasi dan teknologi. Setelah berdiri sekitar 20 tahun, kini Smartfren berhasil mencapai posisi keempat terbesar di Indonesia.
"Sekitar 20 tahun terakhir, operator telekomunikasi dari berjumlah belasan, ada yang tumbuh ada yang berjatuhan, dan kini kami mencapai posisi keempat terbesar di Indonesia," jelasnya.
Menurut Merza, keunggulan FREN ialah layanan 4G di seluruh Indonesia. Smartfren juga berencana untuk ekspansi ke 5G.
Dari sisi kinerja, FREN membukukan kinerja cemerlang. Pada tahun 2022, pendapatan Smartfren menembus Rp11 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan 2022, FREN membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp1,06 triliun setelah pada tahun sebelumnya tercatat kerugian sebesar Rp435,32 miliar.
Laba ini ditopang oleh pendapatan usaha sebesar Rp11,20 triliun sepanjang 2022. Angka ini meningkat 7,17 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp10,45 triliun.
Pendapatan tersebut terdiri dari lini bisnis jasa telekomunikasi sebesar Rp9,94 triliun dan jasa interkoneksi sebesar Rp322,26 miliar. Sementara lini bisnis lain-lain tercatat sebesar Rp643,68 miliar.