Bisnis.com, JAKARTA – Emiten perkebunan PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) membukukan laba jumbo sebesar Rp5,50 triliun pada 2022, naik signifikan 94,59 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama 2021 sebesar Rp2,83 triliun.
Rekor kinerja SMAR itu ditopang oleh kinerja penjualan bersih yang naik 31,65 persen secara tahunan menjadi Rp75,05 triliun dari Rp57,00 triliun pada 2021. Hal tersebut seiring dengan menguatnya harga pasar CPO dan meningkatnya volume penjualan.
Berdasarkan laporan keuangan 2022, Beban pokok penjualan ikut naik dari Rp46,05 triliun pada 2021 menjadi Rp61,73 triliun tahun lalu. Alhasil, laba kotor naik 21 persen pada 2022 menjadi Rp13,31 triliun dari Rp10,96 triliun pada periode sebelumnya. Untuk laba usaha terjadi peningkatan sebesar 70 persen yoy menjadi Rp6,59 triliun.
EBITDA naik 56 persen selama 2022 menjadi Rp9,53 dari sebelumnya Rp6,12 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk adalah Rp5,50 triliun, naik 95 persen. Dengan begitu, laba per saham dasar menjadi Rp1.915.
Adapun posisi jumlah liabilitas per akhir Desember 2022 adalah Rp23,35 miliar, turun dari akhir 2021 sebesar Rp25,93 triliun. Jumlah ekuitas akhir tahun lalu adalah Rp19,25 triliun, dengan total aset Rp42,60 triliun.
Dalam laporannya, PT SMART Tbk. mencatatkan hasil produksi TBS dan produk sawit pada 2022 sedikit meningkat didukung kondisi cuaca yang membaik.
Baca Juga
Perseroan mencatat produksi TBS 2022 sebesar 2,48 juta ton, naik 2 persen dari 2,42 juta ton pada 2021. Dominasi produksi TBS masih dari kebun inti Perseroan yang mencapai 1,95 juta ton (turun 1 persen), sedangkan dari kebun plasma 529.621 ton (naik 18 persen).
Sementara itu, produksi produk sawit juga naik 4 persen menjadi 729.028 ton selama 2022, yang terbagi atas minyak sawit mentah (CPO) sebesar 571.771 ton dan palm kernel (PK) 157.257 ton.
Target dan Prospek 2023
Untuk target 2023, manajemen akan terus mengembangkan kapabilitas dalam memenuhi permintaan akan produk yang lebih sehat dan diproduksi secara berkelanjutan, dengan memanfaatkan keunggulan Perseroan sebagai perusahaan agribisnis terintegrasi berbasis teknologi.
“Produk kebun tahun 2023 ditargetkan tumbuh hingga 3 persen dengan asumsi cuaca yang mendukung,” ungkap manajemen SMAR dalam paparan publik tahunan, dikutip Senin (3/4/2023).
Selain itu, alokasi belanja modal 2023 direncanakan sekitar Rp2 triliun, terutama untuk program peremajaan kembali kebun, peningkatan kapasitas pemrosesan produk bernilai tambah seperti minyak inti sawit, gliserin dan ester, serta peningkatan fasilitas logistik.
Secara industri, perseroan menilai posisi pasokan dan permintaan global diperkirakan tetap ketat. Pertumbuhan pasokan dibatasi oleh kelangkaan pembukaan kebun baru, terkait adanya moratorium dan aktivitas peremajaan kembali di industri.
Selain itu, adanya permintaan akan mandat biodiesel B35 dari Pemerintah Indonesia menjadi sentimen yang positif di tengah perkiraan akan terjadinya pelambatan ekonomi global.
“Prospek industri secara jangka panjang tetap kuat didukung oleh produktivitas yang tinggi, harga yang kompetitif, aplikasi penggunaan yang luas, dan juga kondisi cuaca yang tidak menentu yang dapat mendukung harga CPO.”