Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah jatuh ke level terendah dalam hampir tiga minggu dengan indikator teknis yang mengarahkan pasar mengenai kurangnya kejelasan permintaan minyak mentah.
Berdasarkan data Bloomberg, Selasa (31/1/2023) pada 06.09 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) anjlok 2,23 persen ke level US$77,90 per barel. Sementara itu, minyak Brent turun 1,23 persen ke level US$85,59 per barel.
Saat pembukaan kembali China memicu reli minyak mentah dalam beberapa pekan terakhir, pasar telah berjuang untuk mempertahankan level tersebut karena harga menguji rata-rata pergerakan 50 hari dan 100 hari mereka.
Kondisi tersebut mendorong investor komoditas untuk melakukan penjualan. Pada saat yang sama, pedagang minyak memandang bullish pada permintaan China masih menunggu rebound konsumsi dari logam industri ke minyak mentah.
Minyak telah berfluktuasi dalam beberapa bulan terakhir, dengan dukungan permintaan dari China, serta faktor Amerika Serikat yang mengisi ulang Cadangan Minyak Strategis dan larangan Uni Eropa di masa mendatang atas impor produk minyak Rusia melalui laut. Namun, potensi kontraksi di ekonomi Barat telah membuat harga naik terlalu jauh.
“Momentum harga di seluruh pasar energi menurun hingga minggu lalu, dan sinyal perdagangan jangka pendek pada Brent yang diperdagangkan di Intercontinental Exchange beralih ke penjualan,” kata analis JPMorgan Chase & Co. Tracey Allen dalam sebuah catatan.
Baca Juga
Dari sentimen ekonomi AS, Bank Sentral AS Federal Reserve diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar seperempat poin persentase pada Rabu (1/2/2023) waktu setempat.
Pelaku pasar juga menunggu laporan pekerjaan AS akhir pekan ini. Pasar tenaga kerja yang tidak terlalu ketat adalah tujuan utama dari The Fed untuk menetapkan kebijakan moneternya.