Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak dunia menguat sekitar 1% setelah pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, menyusul hasil pertemuan AS-Rusia di Alaska pada Jumat lalu yang tidak menghasilkan kesepakatan.
Melansir Reuters pada Selasa (19/8/2025), harga minyak berjangka jenis Brent naik 75 sen atau 1,14% menjadi US$66,60 per barel, sedangkan harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) AS menguat sekitar 62 sen atau 0,99% ke US$63,42 per barel. Pada pekan lalu, harga minyak Brent turun 1,1% dan WTI melemah 1,7%.
Trump dan Zelensky bertemu di Gedung Putih untuk membahas jalan menuju pengakhiran perang Rusia-Ukraina. Dalam konferensi pers di Oval Office, Trump menyatakan harapannya bahwa pertemuan hari Senin bisa membuka jalan bagi pertemuan trilateral dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, sambil menambahkan keyakinannya bahwa Putin ingin perang segera berakhir.
Dalam pertemuan itu, Trump meminta Ukraina melepaskan harapan untuk mengembalikan Krimea yang dianeksasi atau bergabung dengan NATO, sehingga posisi AS lebih selaras dengan Rusia dalam mengejar kesepakatan perdamaian daripada gencatan senjata terlebih dahulu, seperti yang disampaikan setelah pertemuannya dengan Putin pada Jumat lalu.
“Tidak ada spekulasi dari saya soal hasil pertemuan ini. Sekarang fokus pasar adalah apakah akan ada pengumuman tanggal pertemuan trilateral," kata analis UBS Giovanni Staunovo.
Pertemuan di Alaska pekan lalu berakhir tanpa kesepakatan untuk menyelesaikan atau menghentikan perang, meskipun Trump muncul lebih selaras dengan Rusia dalam mengejar kesepakatan perdamaian dibandingkan gencatan senjata terlebih dahulu.
Baca Juga
Di sisi lain, Ukraina pada Senin meningkatkan serangan terhadap infrastruktur energi Rusia. Drone Ukraina menyerang fasilitas di wilayah Tambov, memaksa pasokan dihentikan sementara, yang memberikan dukungan bagi harga minyak.
Sementara itu, penasihat perdagangan Gedung Putih Peter Navarro menilai pembelian minyak Rusia oleh India membiayai perang di Ukraina dan harus dihentikan, memicu kekhawatiran terkait pasokan global.
“India berperan sebagai pusat penyelesaian global untuk minyak Rusia, mengubah crude yang diblokade menjadi ekspor bernilai tinggi sambil memberi Moskow dolar yang dibutuhkan,” kata Navarro.
Priyanka Sachdeva, analis senior pasar di broker Phillip Nova, menambahkan, komentar keras penasihat AS tentang impor minyak Rusia oleh India, dikombinasikan dengan penundaan pembicaraan perdagangan, memunculkan kembali kekhawatiran bahwa aliran energi tetap terikat konflik perdagangan dan diplomasi, meski prospek perdamaian di Ukraina membaik.
Investor juga menunggu petunjuk terkait suku bunga AS dari pernyataan Ketua Federal Reserve Jerome Powell dalam pertemuan Jackson Hole minggu ini.
Di tengah ketegangan energi, Hamas menyetujui proposal gencatan senjata 60 hari dengan Israel, termasuk pembebasan separuh sandera yang ditahan di Gaza dan pembebasan sejumlah tahanan Palestina oleh Israel, menurut sumber resmi Mesir pada Senin.