Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Bisnis-27 mengawali perdagangan hari ini, Jumat (23/12/2022), dengan pelemahan ke posisi 586,83.
Mengutip data Bloomberg, indeks hasil kerja sama dengan harian Bisnis Indonesia tersebut turun 0,52 persen atau setara 3,05 poin pada awal perdagangan.
Dari 27 konstituen, hanya 3 saham yang terpantau mengawali perdagangan di zona hijau, 5 saham stagnan, dan 19 saham berada di zona merah sampai pukul 09.03 WIB.
Saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) menjadi saham dengan penurunan terdalam dengan koreksi sebesar 2,54 persen sehingga berada di posisi 3.860 per saham. Menyusul di belakangnya adalah saham PT Surya Esa Perkasa Tbk. (ESSA) yang turun 1,11 persen ke level 890 per saham.
Saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) juga turun 0,99 persen ke label 2.010, kemudian menyusul di belakangnya EXCL dan PGAS masing-masing turun 0,95 persen dan 0,82 persen.
Segelintir saham yang menguat adalah PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) dengan kenaikan 1,08 persen ke harga 940 per lembar. Kemudian saham emiten unggas PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) menguat 0,43 persen ke 5.900 dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) naik 0,37 persen sehingga dihargai 6.825 per saham.
Baca Juga
Adapun saham yang dibuka stagnan di antaranya adalah TOWR di harga 1.055, TBIG di 2.330, kemudian BBNI di harga 9.425, dan BBCA di harga 8.575.
Pergerakan indeks Bisnis-27 sejalan dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mengawali perdagangan di zona merah di level 6.824,39. Sampai pukul 09.02 WIB, IHSG melanjutkan koreksi 0,48 persen ke 6.791,89 dengan 116 saham menguat, 168 saham melemah, dan 198 saham stagnan.
IHSG diramal rawan terkoreksi terimbas sentimen pelemahan bursa Amerika Serikat dan Eropa pada Kamis (22/12/2022) waktu setempat.
Tim Analis Phintraco Sekuritas dalam riset hariannya menyebutkan secara teknikal terdapat indikasi overbought pada Stochastic RSI.
“IHSG diperkirakan terkonsolidasi dalam rentang 6.780–6.850 di Jumat (23/12) untuk keluar dari overbought area sebelum melanjutkan minor bullish reversal trend,” tulis Phintraco.
Sementara itu, indeks-indeks Wall Street berbalik melemah semalam, meski sejumlah data ekonomi di AS menunjukan kondisi yang lebih baik. US GDP Growth Rate mencapai 3,2 persen qoq pada kuartal III/2022, lebih tinggi dari perkiraan di 2,9 persen. Adapun US Initial Jobless Claims sebesar 216.000 pada pekan yang berakhir di 17 Desember 2022, lebih rendah dari perkiraan di 222.000.
“Salah satu pemicu aksi jual di Wall Street tersebut adalah kembali menyeruaknya kekhawatiran resesi di 2023, mengingat The Fed kemungkinan masih menaikkan suku bunga acuan, terutama di awal 2023.”
Mayoritas indeks di Eropa lebih dulu ditutup melemah pada perdagangan kemarin. Dari data ekonomi, Inggris mencatatkan perlambatan pertumbuhan ekonomi di kuartal III/2022. UK Growth Rate berada di level 1,9 persen yoy pada kuartal III/2022, turun dari 4 persen di kuartal II/2022. Pertumbuhan tersebut juga lebih rendah dari perkiraan di 2,4 persen yoy.
Di samping pelemahan mayoritas indeks global kemarin, pergerakan IHSG juga pengaruhi perkembangan kasus Covid-19 di China. Terdapat kenaikan kasus setelah pemerintah China melonggarkan restriksi kegiatan dalam sebulan terakhir.