Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

50 IPO di BEI Sepanjang 2022, Terkini Ada Perusahaan Orang Terkaya RI hingga Produsen Masker

Pada hari ini, Bursa Efek Indonesia akan resmi mencatat 50 perusahaan baru yang telah melakukan IPO sepanjang 2022.
Pada hari ini, Bursa Efek Indonesia akan resmi mencatat 50 perusahaan baru yang telah melakukan IPO sepanjang 2022. Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Pada hari ini, Bursa Efek Indonesia akan resmi mencatat 50 perusahaan baru yang telah melakukan IPO sepanjang 2022. Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Sebanyak 6 calon emiten yang melakukan IPO akan resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (8/11/2022). Dengan demikian, genap 50 perusahaan baru tercatat di BEI sepanjang 2022.

Adanya IPO saham tersebut akan membuat 6 calon emiten tersebut sebagai perusahaan tercatat ke-45, 46, 47, 48, 49 dan 50 di BEI pada tahun 2022.

Para emiten yang akan melantai di BEI berasal dari sektor yang berbeda. Misalnya dari teknologi, farmasi, dan properti. Beberapa emiten juga disokong oleh konglomerasi seperti Blibli bersama Grup Djarum dan RS Primaya milik Grup Saratoga Sandiaga Uno.

Ada juga calon emiten alat kesehatan, PT Jayamas Medica Industri Tbk. (OMED) atau OneMed, yang memproduksi masker.

Daftar emiten listing hari ini di BEI

PT Global Digital Niaga Tbk. (BELI) atau Blibli

Blibli yang merupakan entitas Grup Djarum, milik orang terkaya RI Keluarga Hartono, berencana menggunakan dana IPO untuk pembayaran utang sebesar Rp5,5 triliun.

Blibli menawarkan sahamnya dengan rentang harga Rp450 per saham dengan 17.771.205.900 saham yang ditawarkan. Dengan demikian nilai penawaran umum ini mencapai Rp7,99 triliun.

PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk. (PRAY)

Pengelola Primaya Hospital melakukan penawaran umum perdana saham atau IPO yang dananya bakal diserap untuk belanja modal. Perusahaan rumah sakit portofolio grup Saratoga, melepas sebanyak-banyaknya 302.222.300 saham baru dengan nilai nominal Rp10 setiap saham yang mewakili 2,28 persen modal ditempatkan dan disetor perseroan.

Adapun harga final yang ditetapkan perseroan adalah antara Rp900. Dengan begitu, jumlah seluruh nilai penawaran umum perdana saham ini diperkirakan mencapai Rp272 miliar.

PT Jayamas Medica Industri Tbk. (OMED) atau OneMed

Onemed melaksanakan IPO dengan melepas maksimal 15 persen saham baru ke publik dari modal ditempatkan. Adapun dana yang dihimpun nantinya akan disetor penuh setelah IPO.

OMED melepas maksimal 4.058.850.000 saham dengan nominal Rp25 per saham. Harga final yang ditetapkan oleh OMED adalah Rp204, sehingga berpotensi meraup dana IPO berkisar dari Rp828 miliar.

PT Wulandari Bangun Laksana Tbk. (BSBK)

Entitas Pintu Air Mas Group (PAM Group) Christopher Sumasto Tjia yang merupakan emiten properti dan real estat pengelola Balikpapan Superblock tersebut akan menawarkan sebanyak-banyak 2.750.000.000 miliar lembar saham dengan harga final Rp100 per saham untuk IPO.

Dengan demikian, BSBK berpotensi meraup dana sebesar Rp275 miliar dari pelaksanaan IPO.

“Jumlah saham yang ditawarkan mewakili sebanyak-banyaknya 12,09 persen modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO, dengan harga penawaran Rp100 hingga Rp120 per saham,” tulis manajemen Wulandari Bangun Laksana dalam keterangannya.

Balikpapan Superblock berdiri di atas tanah seluas 14 hektar kawasan Balikpapan, Kalimantan Timur. Bangunan tersebut terdiri kondominium, apartemen, perkantoran juga pusat perbelanjaan.

PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT)

CBUT berencana melakukan IPO dengan menawarkan sebanyak-banyaknya 625.000.000 saham baru dengan harga final Rp690 per saham.

Saham tersebut mewakili sebanyak-banyaknya 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah penawaran umum perdana. Melalui harga final tersebut, CBUT berpotensi meraup dana hingga Rp431,25 miliar.

PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR)

MKTR membidik dana segar hingga Rp375 miliar dari IPO saham. Perseroan berkomitmen mewujudkan tata kelola yang berorientasi pada sustainability terhadap lingkungan.

Dana IPO yang diperoleh MKTR tersebut 95,01 persen dipakai untuk penyertaan saham dan sisanya sekitar 4,99 persen akan digunakan perseroan unguk modal kerja, yang meliputi, pembiayaan kegiatan operasional MKTR dan pembelian Tandan Buah Segar (TBS) dari pihak ketiga.

Harga final yang ditetapkan oleh MKTR adalah Rp120 untuk 2.500.000.000 saham yang ditawarkan. Dengan demikian dana IPO yang kemungkinan diperoleh MKTR adalah sekitar Rp300 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper