Bisnis.com, JAKARTA — Emiten alat kesehatan dengan merek OneMed, PT Jayamas Medica Industri Tbk. (OMED) menetapkan jadwal pembagian dividen dari laba 2024. Manajemen juga menyampaikan upaya ekspansi ke pasar global.
Herlien Sri Ariani, Presiden Direktur OMED, menyampaikan perseroan merencanakan pembagian dividen tunai Rp3,57 per saham dengan nilai total Rp96,60 miliar. Pembagian dividen sesuai amanat Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 26 Juni 2025.
“Kami mengalokasikan laba bersih 2024 senilai Rp324 miliar, sebagiannya dibagikan menjadi dividen untuk pemegang saham,” jelasnya dalam siaran pers, Selasa (1/7/2025).
Berikut jadwal pembagian dividen OMED dari laba tahun buku 2024:
- Penyampaian jadwal pembagian dividen tunai ke Bursa Efek Indonesia: 30 Juni 2025
- Tanggal pencatatan (record date) daftar pemegang saham yang berhak atas dividen tunai: 9 Juli 2025
- Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi: 7 Juli 2025
- Ex dividen di pasar reguler dan negosiasi: 8 Juli 2025
- Cum dividen di pasar tunai: 9 Juli 2025
- Ex dividen di pasar tunai: 10 Juli 2025
- Tanggal pembayaran dividen: 25 Juli 2025
Selain itu, dalam RUPSLB, para pemegang saham menyetujui rencana OMED untuk melakukan pembelian kembali (buyback) saham dengan nilai maksimum Rp 5 miliar selama periode 27 Juni 2025 hingga 27 Juni 2026.
Herlien menyebutkan langkah buyback ini diharapkan dapat memperkuat kepercayaan pasar terhadap prospek jangka panjang. Aksi ini juga mendukung program kepemilikan saham oleh karyawan (employee share ownership program) sehingga meningkatkan partisipasi mereka terhadap pertumbuhan kinerja perusahaan.
EKSPANSI GLOBAL
Herlien mengatakan, OMED juga aktif menjalin kemitraan global, termasuk dengan Fresenius Kabi dari Jerman, serta perusahaan dari Jepang, Perancis, dan India dalam bentuk manufaktur bersama dan co-branding, guna memperkuat posisinya di pasar domestik.
Baca Juga
"Kami optimis terhadap prospek pertumbuhan industri alat kesehatan, didukung oleh meningkatnya kesadaran kesehatan masyarakat dan kebutuhan fasilitas kesehatan yang terus meningkat," ujarnya.
Memasuki 2025, OMED mulai meningkatkan kapasitas produksi untuk ekspor, dengan fokus utama pada pasar Amerika Serikat. Hal itu dilakukan seiring dengan meningkatnya permintaan alat kesehatan global dan dinamika geopolitik yang mendorong diversifikasi pasokan.
Sepanjang 2024, pendapatan OMED meningkat menjadi Rp 1,88 triliun, naik dari Rp 1,73 triliun pada 2023, dengan laba bersih tumbuh menjadi Rp324 miliar dan margin laba bersih sebesar 17,2%. Pertumbuhan ini mencerminkan keberhasilan strategi diversifikasi produk dan efisiensi operasional Perseroan.
Sebagai bagian dari upaya peningkatan kapasitas dan efisiensi produksi OMED telah memperoleh izin operasional dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) untuk mengoperasikan mesin electron beam (E-Beam).
Direktur Operasional OMED Leonard Hariadi Hartanto mengatakan mesin E-Beam digunakan untuk proses sterilisasi dan melengkapi fasilitas sterilisasi ETO (Etilena Oksida) yang telah dimiliki di Pabrik Mojoagung.
Teknologi ini memungkinkan proses sterilisasi produk dilakukan dalam waktu kurang dari 1 menit, jauh lebih cepat dibandingkan metode ETO yang memerlukan 8 hingga 12 jam, dengan limbah residu yang sangat minim.
“Keberadaan fasilitas ini diharapkan dapat mempercepat waktu produksi dan meningkatkan daya saing produk OMED, khususnya dalam menghadapi pasar ekspor,” imbuhnya.