Bisnis.com, JAKARTA - PT Siloam International Hospitals Tbk. (SILO), anak usaha PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR), berkomitmen terus berekspansi di industri kesehatan, salah satunya melalui digitalisasi.
Komisaris Utama SILO sekaligus CEO LPKR John Riady mengatakan bahwa LPKR melalui SILO berkomitmen untuk terus mengembangkan industri kesehatan di Indonesia.
"Industri kesehatan merupakan salah satu industri atau sektor yang penting dan perlu dikembangkan di Indonesia. Terlebih lagi, perekonomian diperkirakan semakin bertumbuh dan kebutuhan akan fasilitas kesehatan semakin tinggi. LPKR melalui SILO akan terus melanjutkan ekspansi untuk mewujudkan misi kami yaitu memenuhi kebutuhan healthcare di Indonesia," paparnya dalam keterangan resmi, Rabu (15/12/2021).
Saat ini, SILO mengelola dan mengoperasikan 40 rumah sakit, terdiri dari 14 rumah sakit di wilayah Jabodetabek dan 26 rumah sakit yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, dan Nusa Tenggara.
Pertumbuhan kinerja SILO tentunya berdampak positif terhadap LPKR sebagai induk usaha. LPKR merupakan pemegang saham utama SILO dengan kepemilikan 55,4 persen saham per 3 Agustus 2021.
Rencana SILO mendorong transformasi digital juga berperan penting dalam pertumbuhan kinerja perusahaan. SILO telah melakukan investasi strategis di Prixa.ai, sebuah platform bantuan medis Artificial Intelligence (AI), yang mengaplikasikan teknologi diagnostik yang terhubung dengan aplikasi Peduli Lindungi.
Baca Juga
Teknologi ini dapat digunakan untuk merampingkan proses rujukan pasien dan menjadi alat yang berharga untuk membantu dokter dalam membuat diagnosis yang akurat dan efisien.
Selain itu, SILO juga terus mengembangkan MySiloam dan website perusahaan sebagai rencana transformasi digital. Saat ini, sekitar 8 persen pengguna MySiloam adalah pasien baru dan sekitar 10 persen dari total kunjungan rawat jalan dikelola melalui MySiloam.
Equity Research Analyst PT Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei menyebutkan kinerja SILO memiliki potensi untuk tumbuh stabil pada tahun 2021 dan tahun 2022 seiring dengan sejumlah rencana ekspansi.
Berdasarkan diskusi dengan manajemen, SILO berencana untuk menambah pengoperasian 2 rumah sakit baru setiap tahun. Manajemen SILO pun berkomitmen agar margin Ebitda tetap stabil di kisaran 20 persen-25 persen.
Sampai akhir tahun 2021, pendapatan SILO diperkirakan mencapai Rp8,93 triliun, Ebitda Rp1,94 triliun, dan laba bersih Rp674 miliar. Adapun pada tahun 2022, kinerja SILO diprediksi cenderung tumbuh dengan pendapatan Rp9,56 triliun, Ebitda Rp2,09 triliun, dan laba bersih Rp754 miliar.