Bisnis.com, JAKARTA – PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) membukukan pra penjualan atau marketing sales sebesar Rp2,47 triliun pada semester I/2025, setara 40% dari target tahunan perseroan.
CEO Grup Lippo Indonesia John Riady menyampaikan, capaian tersebut didorong oleh permintaan berkelanjutan untuk rumah tapak terjangkau maupun premium di berbagai wilayah, yang menyumbang 67% dari total pra penjualan.
“Hal ini merefleksikan minat yang kuat dari pembeli rumah pertama dan pengguna akhir,” kata John dalam keterangan resmi, Senin (18/8/2025).
Pendapatan dari segmen properti tersebut juga didukung oleh peluncuran tahap IV Park Serpong dan pengenalan produk premium baru, yaitu Belmont Homes dan Bentley Homes.
Sementara itu, di Lippo Karawaci (Holdco) tercatat penjualan residensial menyumbang Rp1,25 triliun, penjualan unit komersial sebesar Rp274 miliar, kavling tanah mencapai Rp41 miliar, dan lahan makam di San Diego Hills sebesar Rp62 miliar. Momentum penjualan ini semakin didorong oleh produk premium Belmont Homes dan Bentley Homes yang berlokasi di pusat Lippo Village.
Dari pos pendapatan lainnya, anak usaha PT Lippo Cikarang Tbk. (LPCK) melaporkan pra penjualan sebesar Rp791 miliar, dengan rumah tapak dan ruko menyumbang lebih dari 92% total penjualan.
Baca Juga
“Proyek seperti XYZ Livin dan Cendana Spark North terus menarik minat pembeli yang tinggi. Perusahaan juga meluncurkan seri premium baru, The Allegra Casa de Lago dengan harga mulai Rp2,14 miliar untuk kavling 112 meter persegi dengan bangunan 138,5 meter persegi,” ujarnya.
Sementara itu, dari segmen gaya hidup LPKR membukukan pendapatan sebesar Rp659 miliar. Pendapatan tersebut membuat laba kotor naik 13% menjadi Rp493 miliar, sementara EBITDA tumbuh 41% YoY menjadi Rp213 miliar.
Secara operasional, tarif rata-rata kamar hotel naik 5% YoY menjadi Rp636.000 dan kunjungan ke mal stabil di atas 11 juta pengunjung per bulan.
Secara konsolidasi, LPKR mencatatkan pendapatan Rp4,12 triliun, EBITDA Rp627 miliar, dan laba bersih setelah pajak Rp138 miliar. NPAT yang Disesuaikan atau underlying NPAT meningkat 36% menjadi Rp208 miliar. Namun, dibandingkan dengan semester I/2024, laba bersih anjlok 99,31% dari Rp19,88 triliun.
Dari sisi neraca, kas perseroan meningkat signifikan dari Rp1,6 triliun menjadi Rp6,5 triliun. John menegaskan fokus LPKR adalah memperkuat bisnis inti di segmen properti dan gaya hidup, melakukan efisiensi operasional, serta menjaga manajemen keuangan yang disiplin, termasuk pengendalian biaya dan upaya penurunan utang.
“Hasil pra penjualan dan kinerja keuangan untuk paruh pertama 2025 didukung oleh serah terima tepat waktu berbagai produk di berbagai wilayah. Strategi perumahan terjangkau, yang dilengkapi dengan penawaran di segmen premium, telah mendorong kinerja pra penjualan yang kuat. Secara khusus, inisiatif penurunan utang perseroan juga telah secara signifikan memperkuat struktur permodalan," pungkasnya.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.