Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Hero Supermarket (HERO) Semester I/2021 Turun, Rugi Rp551 Miliar

Emiten berkode saham HERO tersebut membukukan rugi Rp551,08 miliar sepanjang semester I/2021.
Ikea Parahiyangan. /Ikea
Ikea Parahiyangan. /Ikea

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pemilik merek dagang IKEA, Guardian, Hero Supermarket, dan Giant, PT Hero Supermarket Tbk. memperkirakan tahun 2021 akan tetap penuh tantangan.

Hal tersebut tercermin pada laporan keuangan perseroan per 30 Juni 2021 yang mengalami penurunan kinerja. Tercatat, emiten berkode saham HERO tersebut membukukan rugi Rp551,08 miliar sepanjang semester I/2021.

Kerugian tersebut bertambah 169,95 persen dari rugi yang dialami perseroan pada periode yang sama di tahun 2020 yaitu sebanyak Rp204,14 miliar.

Presiden Direktur Hero Supermarket Patrick Lindvall menyampaikan kerugian tersebut muncul akibat dari restrukturisasi bisnis Giant dengan biaya non-recurring sebesar Rp537 miliar.

“Kinerja keuangan underlying bisnis ritel groseri PT Hero Supermarket Tbk. pada semester pertama terus terkena dampak negatif dikarenakan pandemi maupun restrukturisasi yang telah diumumkan,” tulis Patrick dalam keterbukaan informasi HERO, dikutip Kamis (26/8/2021).

Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPPKM) kata Patrik sangat berdampak pada pola belanja masyarakat yang secara material mempengaruhi kinerja hypermarket sebagai destinasi belanja dalam format besar.

Pendapatan bersih perseroan pun mengalami penurunan sebesar 35,11 persen dibandingkan dengan semester I/2020 sebesar Rp4,96 triliun menjadi Rp3,67 triliun pada semester I/2021.

Kendati demikian, Patrik mengungkapkan bahwa penjualan like-for-like Guardian Health and Beauty mengalami peningkatan signifikan pada kuartal II/2021 dibandingkan dengan kuartal I/2021. Patrik menyebutkan hal tersebut dikarenakan pola belanja pelanggan secara bertahap mulai normal kembali.

Adapun, jumlah aset perseroan tercatat mengalami peningkatan dibandingkan dengan aset perseroan pada akhir tahun 2020 sebesar Rp4,84 triliun menjadi Rp4,92 triliun. Di mana jumlah ekuitas perseroan turun dan jumlah liabilitas mengalami kenaikan.

Perseroan pada enam bulan pertama 2021 mencatatkan jumlah ekuitas sebesar Rp1,30 triliun. Sementara pada akhir tahun 2020, perseroan membukukan jumlah ekuitas yang lebih besar yaitu Rp1,85 triliun.

Sementara itu, jumlah liabilitas perseroan tercatat naik, dari Rp2,98 triliun pada catatan akhir tahun 2020 menjadi Rp3,62 triliun pada semester I/2021.

Perseroan menjelaskan peningkatan liabilitas tersebut dikarenakan utang lain-lain yang di dalamnya termasuk biaya bangunan dan pemeliharaan terkait dengan penutupan toko mengalami peningkatan sebesar 59 persen menjadi Rp181 miliar.

Lalu juga terjadi peningkatan pada utang pajak, provisi jangka pendek, dan juga pinjaman sewa jangka pendek. Sementara untuk kewajiban sewa jangka pendek dan jangka panjang, kewajiban imbalan jangka pendek dan jangka panjang, dan utang usaha justru mengalami penurunan.

Pada kuartal III/2021, terkait dengan perubahan pendekatan strategis HERO yaitu merubah beberapa gerai Giant menjadi IKEA dan Hero Supermarket, Patrik mengharapkan transaksi tersebut akan selesai.

“Perseroan terus melakukan diskusi aktif dengan pihak ketiga sehubungan dengan divestasi sejumlah toko dan properti yang dimiliki yang diharapkan transaksi tersebut dapat selesai pada kuartal ketiga,” katanya.

Menurutnya, jika hal tersebut selesai, maka pendapatan yang dihasilkan dari penjualan aset akan memberikan perseroan pendanaan untuk mendukung inisiatif pertumbuhan perseroan di masa depan.

Patrik juga mengungkapkan bahwa pandemi Covid-19 belum pasti sejauh mana berdampak pada perseroan. Oleh karena itu dia memperkirakan untuk 2021 akan tetap penuh tantangan bagi perseroan.

Pada kesempatan yang berbeda, Head of Corporate and Consumer Affairs Hero Supermarket Diky Risbianto meyakini bahwa perseroan memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi terhadap sektor peralatan rumah tangga, kesehatan dan kecantikan, serta keperluan sehari-hari untuk kelas atas.

“Yang pasti, kami tetap berkomitmen pada bisnis ritelnya di Indonesia dan memiliki keyakinan kuat akan posisinya sebagai peritel kompetitif yang solid dalam jangka panjang,” sebut Diky secara tertulis kepada Bisnis, dikutip Kamis (26/8/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper