Bisnis.com, JAKARTA — PT Hero Supermarket Tbk. (HERO) secara resmi menutup operasional Giant, salah satu ritel format hipermarket yang telah berusia 19 tahun di Indonesia. Penutupan ini diikuti dengan perubahan fokus bisnis perusahaan di lini usaha lain seperti IKEA, Guardian, dan Hero Supermarket.
Pengamat ritel sekaligus Staf Ahli Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Yongky Susilo berpandangan Grup HERO masih memiliki prospek cerah mengingat perusahaan memiliki brand yang kuat. Hal ini menjadi modal untuk merebut pangsa pasar dan pertumbuhan bisnis ke depan.
Baca Juga
“Ekonomi Indonesia akan bertumbuh dan daya beli akan meningkat. HERO mempunyai posisi premium dan fresh dan masyarakat yang dituju adalah kelas menengah dan atas. Jadi peluang untuk dekade ke depan masih besar,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (1/8/2021).
Yongky menilai perusahaan bisa menangkap peluang ini dengan melakukan adaptasi mengikuti tren konsumen. Selain itu, inovasi dalam aspek format dan pelayanan pun mesti terus digali karena situasi global dan dalam negeri terus berubah.
“Format supermarket sedang revive karena masyarakat modern akan fokus pada kemudahan lokasi yang dekat rumah dan belanja produk segar,” tuturnya.
Untuk IKEA, Yongky mengatakan ritel jenis specialty store yang menawarkan konsep berbelanja dengan pengalaman unik tengah menjadi tren di kalangan kelas menengah. Peluang untuk ritel jenis ini pun cukup bagus seiring dengan bertambahnya kepemilikan properti.
Peluang serupa juga dimiliki oleh Guardian yang menjual produk-produk kesehatan dan kecantikan. Kebutuhan produk-produk ini diyakini akan terus tumbuh dan menjadi tren terbaru di kalangan konsumen generasi muda.
“Secara grup, HERO mempunyai portofolio yang bagus ke depan. Kuncinya di strategi yang inovatif dan mengikuti perkembangan konsumen Indonesia yang pasarnya unik,” imbuhnya.