Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak WTI Tergelincir dari US$40, Ini Penyebabnya

Penurunan harga terjadi setelah perusahaan minyak Arab Saudi, Aramco memotong harga jual minyak mentah untuk bulan Oktober di Asia.
Tempat penyimpanan minyak di Pelabuhan Richmond in Richmond, California/ Bloomberg - David Paul Morris
Tempat penyimpanan minyak di Pelabuhan Richmond in Richmond, California/ Bloomberg - David Paul Morris

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak dunia tergelincir di bawah level US$40 per barel setelah Arab Saudi memangkas harga minyak karena ketidakpastian permintaan serta tensi panas hubungan Amerika Serikat dan China.

Dilansir dari Bloomberg pada Selasa (8/9/2020), harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman bulan Oktober 2020 turun 1,4 persen ke level US$39,20 per barel pada New York Mercantile Exchange hingga pukul 08.50 waktu Sydney, Australia.

Selain itu, harga minyak Brent untuk kontrak bulan November 2020 juga bergerak menurun 1,5 persen ke US$42,01 per barel pada bursa berjangka Eropa ICE.

Penurunan harga terjadi setelah perusahaan minyak Arab Saudi, Aramco memotong harga jual minyak mentah untuk bulan Oktober di Asia.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump menyatakan dirinya akan memberikan sanksi kepada perusahaan AS yang membuat lapangan kerja di luar negeri dan melarang perusahaan-perusahaan asal China untuk mendapatkan kontrak proyek dari pemerintah.

Harga minyak WTI telah anjlok 7,5 persen pada pekan lalu setelah adanya lonjakan kasus positif virus corona di Eropa dan India. Di China, impor minyak mentah kembali menurun dalam dua bulan beruntun dan diperkirakan akan berlanjut setelah kilang minyak independen kehabisan kuota untuk membeli minyak pada awal tahun ini.

Perbedaan harga untuk minyak Brent kontrak Desember 2020 dan Desember 2021 saat ini merupakan yang terbesar sejak Mei 2020. Situsasi yang dinamakan contango ini memberikan sentimen bahwa pelaku pasar masih menyimpan kekhawatiran terhadap kondisi pasar dalam beberapa bulan ke depan.

Deputi Menteri Energi Rusia Pavel Sorokin menyatakan, level permintaan minyak global diperkirakan tidak akan kembali ke level sebelum pandemi untuk dua hingga tiga tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper