Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ringkasan Perdagangan 5 Mei: IHSG dan Rupiah Mampu Positif Meski PDB Lesu

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir menguat pada perdagangan hari ini, meskipun angka pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal pertama hanya berada di angka 2,97 persen.
Pengunjung mengamati papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (15/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung mengamati papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (15/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir menguat pada perdagangan hari ini, meskipun angka pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal pertama hanya berada di angka 2,97 persen.

Sementara itu, rupiah juga berhasil diperdagangkan di zona hijau hingga akhir perdagangan hari ini.

Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com, Senin (4/5/2020):

 

Meski PDB Lesu, IHSG Mampu Bertahan di Zona Hijau

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau pada akhir perdagangan hari ini, terlepas dari rilis data perekonomian yang mengecewakan.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup menguat 0,53 persen atau 24,65 poin ke level 4.630,13 pada akhir perdagangan hari ini.

Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak dalam kisaran 4.605,49-4.667,79.

Pada perdagangan Senin (4/4/2020), IHSG tertekan dan ditutup di level 4.605,49 dengan penurunan tajam sebesar 2,35 persen atau 110,92 poin.

 

PDB Kuartal I/2020 Hanya 2,97 Persen, Rupiah Justru Menguat Terhadap Dolar AS

Rupiah berhasil diperdagangkan di zona hijau meskipun angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2020 turun ke level 2,97 persen secara tahunan.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Selasa (5/5/2020) hingga pukul 15.00 WIB rupiah terapresiasi 0,13 persen atau 20 poin ke level Rp15.080 per dolar AS. Pada pembukaan perdagangan, rupiah berada di level Rp15.115 per dolar AS.

Dalam perdagangan yang sama, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama bergerak menguat tipis 0,09 persen ke level 99,57.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa pasar tidak merespon secara negatif data ekonomi dalam negeri yang dirilis lebih rendah daripada ekspektasi sehingga rupiah berhasil mempertahankan posisinya di zona hijau.

 

Banyak Negara Mulai Cabut Lockdown, Bursa Asia Menguat

Bursa saham Asia menguat pada perdagangan Selasa (5/52020), mengikuti reli bursa sahan AS seiring dengan pelonggaran kebijakan lockdown di sejumlah negara.

Di tengah volume perdagangan yang cenderung tipis karena bursa China, Jepang, dan Korea Selatan ditutup untuk libur nasional, indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang terpantau menguat 0,64 persen atau 3,75 poin ke level 589,81.

Sementara itu, indesk S&P/ASX 200 Australia menguat 1,64 persen, indeks Hang Seng menguat 0.98 persen, dan indeks FTSE Straits Time Singapura menguat 0,72 persen.

Kontrak berjangka S&P 500 menguat naik setelah indeks utama berhasil berbalik menguat pada perdagangan Senin (4/5) setelah negara bagian California mengungkapkan optimisme dalam perjuangannya melawan virus corona dengan rencana pembukaan kembali aktivitas ekonomi.

 

Jerman Ultimatum Program QE Bank Sentral, Bursa Saham Eropa Kendur

Bursa Eropa memangkas kenaikannya pada awal perdagangan hari ini, Selasa (5/5/2020), setelah Mahkamah Konstitusi Jerman memberi keputusan soal program pelonggaran kuantitatif Bank Sentral Eropa (ECB).

Berdasarkan data Bloombergindeks Stoxx Europe 600 naik 1,2 persen pukul 10.28 pagi waktu London, setelah sempat melonjak 2 persen.

Dalam keputusannya hari ini, MK Jerman menyatakan bahwa beberapa bagian dari program pelonggaran kuantitatif (Quantitative Easing/ QE) Bank Sentral Eropa (European central Bank/ECB) tidak didukung oleh perjanjian Uni Eropa.

Para hakim pun memberi waktu tiga bulan kepada Bank Sentral Eropa untuk memperbaiki program pembelian asetnya.

“Putusan ini menarik karena ECB harus memberikan penjelasan tentang tindakan tidak proporsional dengan tiga bulan. Saya yakin ini tidak mungkin untuk dilakukan,” ujar Uwe Maderer, head of fixed income di LBBW Asset Management, dikutip dari Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper