Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah berhasil diperdagangkan di zona hijau meskipun angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2020 turun ke level 2,97 persen secara tahunan.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Selasa (5/5/2020) hingga pukul 15.00 WIB rupiah terapresiasi 0,13 persen atau 20 poin ke level Rp15.080 per dolar AS. Pada pembukaan perdagangan, rupiah berada di level Rp15.115 per dolar AS.
Dalam perdagangan yang sama, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama bergerak menguat tipis 0,09 persen ke level 99,57.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa pasar tidak merespon secara negatif data ekonomi dalam negeri yang dirilis lebih rendah daripada ekspektasi sehingga rupiah berhasil mempertahankan posisinya di zona hijau.
Untuk diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2020 hanya mencapai 2,97 persen secara tahunan, menjadi angka pertumbuhan ekonomi terendah Indonesia sejak kuartal I/2001. Capaian itu pun jauh lebih rendah daripada prediksi para ekonom.
“Pemerintah dalam hal ini, Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia, sebelumnya sudah memperingatkan pasar bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada paruh pertama akan terkontraksi, sehingga pasar tidak menanggapi sentimen itu terlalu negatif,” ujar Ibrahim saat dihubungi Bisnis.com, Selasa (5/5/2020).
Baca Juga
Bahkan, dia menjelaskan bahwa rupiah saat ini berpotensi untuk kembali ke kisaran level Rp14.000 per dolar AS. Dalam jangka pendek, rupiah diproyeksi bergerak di kisaran Rp14.850-Rp15.150 per dolar aS.
Sementara itu, Ahli Strategi Forex Malayan Banking Singapura Yanxi Tan mengatakan bahwa rupiah memang tampak tidak akan terlalu sensitif terhadap rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal I/2020.
Pasalnua, pelaku pasar menyadari bahwa tingkat kontraksi yang sebenarnya untuk ekonomi kemungkinan akan tercermin dalam data kuartal II/2020.
“Pergerakan rupiah baru-baru ini jelas telah diperkuat oleh ayunan sentimen eksternal, bereaksi terhadap berita positif terkait perkembangan obat Covid-19 dan pembukaan kembali beberapa negara,” ujar Yanxi seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (5/5/2020).