Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Meski PDB Lesu, IHSG Mampu Bertahan di Zona Hijau

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup menguat 0,53 persen atau 24,65 poin ke level 4.630,13 pada akhir perdagangan hari ini.
Pengunjung menggunakan smarphone didekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Jakarta, Rabu (22/4/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Pengunjung menggunakan smarphone didekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Jakarta, Rabu (22/4/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau pada akhir perdagangan hari ini, terlepas dari rilis data perekonomian yang mengecewakan.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup menguat 0,53 persen atau 24,65 poin ke level 4.630,13 pada akhir perdagangan hari ini.

Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak dalam kisaran 4.605,49-4.667,79.

Pada perdagangan Senin (4/4/2020), IHSG tertekan dan ditutup di level 4.605,49 dengan penurunan tajam sebesar 2,35 persen atau 110,92 poin.

Indeks mencoba bangkit dari pelemahannya dengan dibuka menanjak 0,6 persen atau 27,76 poin ke level 4.633,25 pada Selasa (5/5), bahkan terpantau sempat menguat lebih dari 1 persen. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak dalam kisaran 4.605,49-4.667,79.

Sebanyak 8 dari 10 sektor dalam IHSG menetap di zona hijau, dipimpin sektor properti yang menguat 2,19 persen , disusup sektor barang konsumsi dengan penguatan 1,82 persen .

Adapun, sebanyak 221 saham menguat, 177 saham melemah, dan 147 saham stagnan.

IHSG menguat meskipun Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan ekonomi Indonesia pada kuartal I/ 2020 tumbuh melambat sebesar 2,97 persen (year on year).

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan secara kuartalan atau dibandingkan dengan kuartal IV/2019, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat minus 2,41 persen.

"Pergerakan PDB qtq triwulan I/2020 dialami negara-negara lain yang perlambatan yang cukup dalam. Triwulan I/2019 masih tumbuh 5,07 persen, sekarang pertumbuhan 2,97 persen," ujarnya, Selasa (5/52020).

Perlambatan pertumbuhan ekonomi tidak hanya dialami oleh Indonesia. Menurut Suhariyanto, sejumlah negara mengalami kontraksi ekonomi akibat menerapkan kebijakan lockdown, kebijakan yang ditempuh untuk membendung penyebaran virus corona.

Contohnya, China terkontraksi 6,8 persen pada kuartal I/2020. Padahal, negara tujuan utama ekspor Indonesia masih tumbuh 6,4 persen pada kuartal I/2019.

Sejalan dengan IHSG, bursa saham Asia menguat meskipun volume perdagangan cenderung tipis karena bursa China, Jepang, dan Korea Selatan ditutup untuk libur nasional. Indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang terpantau menguat 0,64 persen atau 3,75 poin ke level 589,81.

Sementara itu, indesk S&P/ASX 200 Australia menguat 1,64 persen, indeks Hang Seng menguat 1.08 persen, dan indeks FTSE Straits Time Singapura menguat 0,62 persen.

Analis Artha Sekeuritas Dennies Christopher mengatakan menghijaunya IHSG pada awal perdagangan ini terkerek oleh sentimen positif rencana pelonggaran lockdown di Amerika Serikat yang mengindikasikan perekonomian akan mulai kembali berjalan.

Hal ini juga terlihat dari menghijaunya bursa AS pada perdagangan awal pekan ini. Terpantau indeks Dow Jones menguat 0,11 persen . Begitu pula dengan indeks S&P 500 dan indeks Nasdaq yang kompak naik 0,42 persen dan 1,23 persen.

Namun demikian, PDB Indonesia kuartal pertama memang di bawah ekspektasi yakni 2,97 persen.

“GDP menggambarkan pertumbuhan ekonomi suatu negara, kalau GDP jelek berati kemungkinan emiten-emiten tidak bisa mencatatkan pertumbuhan yang baik juga,” ujarnya.

Hal tersebut, tambah dia, akan membuat investor makin ragu masuk ke pasar domestik. Ditambah masih banyak ketidakpastian terkait penyebaran Covid-19 dan tensi antara Amerika Serikat dan China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper