Bisnis.com, JAKARTA – Pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berlanjut pada perdagangan hari kedua berturut-turut. Sebaliknya, nilai tukar rupiah mampu rebound dan ditutup menguat menantikan pertemuan tahunan The Fed di Jackson Hole dan RDG Bank Indonesia pekan ini.
Sementara itu, meski terpantau bergerak negatif, harga emas diprediksi akan terus naik didorong pelonggaran kebijakan moneter oleh bank-bank sentral dunia.
Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com, Rabu (21/8/2019):
IHSG Ditutup Melemah 0,68 Persen, Rupiah Berhasil Menguat
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG berakhir melemah 0,68 persen atau 42,77 poin di level 6.252,97, pelemahan hari kedua berturut-turut.
Enam dari sembilan sektor berakhir di wilayah negatif, dipimpin industri dasar (-1,06 persen) dan barang konsumen (-1 persen). Tiga sektor lainnya mampu ditutup di zona hijau, dipimpin pertanian yang naik 0,25 persen.
Baca Juga
Saham PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. yang masing-masing turun 2,65 persen dan 2,03 persen menjadi penekan utama pelemahan IHSG.
Pasar Wait and See, Rupiah Parkir di Zona Hijau
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa rupiah dibayangi sentimen pasar yang menantikan notulen pertemuan The Fed periode Juli, pertemuan tahunan The Fed, dan RDG Bank Indonesia.
Pidato Ketua The Fed akan menjadi perhatian khusus pasar setelah inversi kurva imbal hasil obligasi AS yang dianggap sebagai sinyal resesi sehingga mendorong ekspektasi The Fed akan menurunkan suku bunga lagi pada pertemuan September.
Selain itu, pasar menantikan rapat bulanan Bank Indonesia yang diperkirakan mempertahankan suku bunga acuannya di level 5,75%.
LOGAM MULIA: Defisit Pasokan Dorong Paladium Pimpin Kenaikan Harga
Pasar paladium global diprediksi masih akan tetap mengalami defisit struktural tahun ini sehingga akan terus memimpin kinerja penguatan di antara logam mulia lainnya.
Berdasarkan data Bloomberg, sepanjang tahun berjalan 2019, harga paladium berjangka telah bergerak menguat sebesar 23,51 persen. Kenaikan itu jauh memimpin dibandingkan dengan kinerja logam mulia lainnya, seperti emas yang bergerak 16,87%, platinum yang bergerak 7,46%, dan perak yang bergerak 9,04%.
Harga paladium telah mencapai level tertingginya dalam 3 pekan terakhir pada perdagangan Selasa (20/8/2019) di level US$1.498,8 per troy ounce. Sebagai informasi, paladium digunakan sebagai bahan utama dalam konverter katalitik pembatasan emisi untuk mobil.
Produksi Brasil Melimpah, Harga Kopi Layu
Sejak menghangat ke level tertinggi dalam setahun terakhir pada Juli lalu, harga kopi global terus merosot hingga Agustus ini.
Meredupnya harga bahan baku beberapa belakangan ini datangnya dari Brasil. Mengutip Bloomberg, suplai kopi di Negara Amerika Latin itu diperkirakan melimpah sehingga dikhawatirkan membanjiri pasar global.
Broker yang berbasis di Inggris Marex Spectron dalam laporannya mencatat, Brasil berada di jalur yang tepat untuk mengirimkan 4,4 juta kantong kopi pada Agusutus, yang akan membawa pengiriman dalam 2 bulan pertama musim 2019/2020, dimulai pada Juli menjadi 6,8 juta kantong. Sebagai informasi satu kantong setara dengan 60 kilogram atau 132 pon.
Harga emas Comex untuk kontrak Desember 2019 terpantau melemah 6,60 poin atau 0,44 persen ke level US$1.509,10 per troy ounce pukul 19.13 WIB. Sepanjang perdagangan hari ini, emas kontrak Desember bergerak di level 1.506,50 – 1.518,40.
Di dalam negeri, harga emas batangan Antam berdasarkan daftar harga emas untuk Butik LM Pulogadung Jakarta naik sebesar Rp7.000 menjadi Rp756.000 per gram. Adapun harga pembelian kembali atau buyback emas Antam naik Rp6.000 menjadi Rp684.000 per gram.
Akumulasi imbal hasil emas dalam jangka panjang diprediksi akan terus tinggi seiring dengan banyak bank sentral telah melonggarkan kebijakan moneternya sehingga menjadi katalis positif yang akan bertahan cukup lama untuk perdagangan emas.
Pendiri Mobius Capital Partners LLP Mark Mobius mengatakan bahwa prospek jangka emas akan terus naik sehingga pembelian dalam level berapapun saat ini investor akan cenderung tetap untung.