Bisnis.com, JAKARTA - Pasar paladium global diprediksi masih akan tetap mengalami defisit struktural tahun ini sehingga akan terus memimpin kinerja penguatan di antara logam mulia lainnya.
Berdasarkan data Bloomberg, sepanjang tahun berjalan 2019, harga paladium berjangka telah bergerak menguat sebesar 23,51 persen. Kenaikan itu jauh memimpin dibandingkan dengan kinerja logam mulia lainnya, seperti emas yang bergerak 16,87%, platinum yang bergerak 7,46%, dan perak yang bergerak 9,04%.
Adapun, pada perdagangan Rabu (21/8/2019) hingga pukul 13.02 WIB, harga paladium di pasar spot bergerak melemah 0,5% menjadi US$1.482,63 per troy ounce. Sementara itu, harga paladium berjangka untuk kontrak September 2019 di bursa Nymex bergerak melemah 0,54% menjadi US$1.476 per troy ounce.
Harga paladium telah mencapai level tertingginya dalam 3 pekan terakhir pada perdagangan Selasa (20/8/2019) di level US$1.498,8 per troy ounce.
Sebagai informasi, paladium digunakan sebagai bahan utama dalam konverter katalitik pembatasan emisi untuk mobil.
Berdasarkan jajak pendapat dari 24 analis dan pedagang yang dilakukan oleh Reuters, mayoritas analis telah melihat secara signifikan jalur yang lebih bullish pada paladium dan lebih bearish pada platinum sejak survei serupa pada 3 bulan lalu.
Baca Juga
Sejak awal tahun pun, tidak sedikit analis yang memiliki proyeksi cemerlang terhadap pergerakan paladium tahun ini seiring dengan defisit pasokan yang membayangi laju logam mulia yang digunakan dalam filter emisi tersebut.
Pasar paladium dikhawatirkan potensi defisit hingga 8 tahun ke depan dan para produsen mobil telah berebut untuk mendapatkan pasokan untuk memenuhi standar polusi yang lebih ketat.
Logam Langka
Pasalnya, paladium adalah logam langka yang sebagian besar diproduksi hanya di 2 negara sehingga tidak akan mungkin untuk meningkatkan jumlah pasokan agar dapat memenuhi permintaan.
Lebih dari 80% pasokan paladium global berasal dari produk sampingan dari penambangan nikel di Rusia dan platinum di Afrika Selatan.
Berdasarkan jajak pendapat tersebut, perkiraan median harga paladium berada di level US$1.467 per troy ounce pada tahun ini dan US$1.500 per troy ounce pada 2020, menjadi dua rata-rata tahunan tertinggi yang pernah tercatat.
Sementara itu, perkiraan median untuk platinum berada di US$848 per troy ounce pada tahun ini, menjadi rata-rata tahunan terendah sejak 2004, dan sebesar US$905 per troy ounce pada 2020.
Analis GFMS Saida Litosh mengatakan bahwa paladium telah menjadi bintang dengan kinerja penguatannya dibandingkan dengan logam mulia lainnya dan paladium diproyeksi terus mengungguli kelompok logam mulia.
“Pasar paladium sekitar 10 juta ons per tahun akan mengalami defisit 1,8 juta ons pada 2019 dan 1,9 juta ons tahun depan, hal tersebut dibandingkan dengan surplus 200.000 ons di pasar platinum sekitar 8 juta ons setahun yang akan naik menjadi 300.000 ons tahun depan,” ujar Saida.
Analis Standard Chartered Suki Cooper mengatakan bahwa pertumbuhan pasokan yang signifikan untuk paladium diperkirakan tidak terwujud sampai 2023 hingga 2024.
Dia menilai meskipun harga telah mencapai rekor dan penjualan mobil melambat, permintaan paladium akan terus tumbuh.
"Minat investor yang meningkat membuat pasar rentan terhadap aksi ambil untung tetapi penurunan cenderung dipandang sebagai peluang pembelian," katanya.
Dia memperkirakan defisit 770.000 ons untuk pasar paladium dan surplus 422.000 ons untuk platinum pada 2020.