Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah ditutup menguat pada perdagangan Rabu (21/8/2019) seiring dengan investor yang cenderung wait and see menanti pertemuan tahunan The Fed di Jackson Hole dan RDG Bank Indonesia pada pekan ini.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Rabu (21/8/2019) rupiah ditutup di level Rp14.243,5 per dolar AS, menguat 0,17% atau 24 poin terhadap dolar AS.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa rupiah dibayangi sentimen pasar yang menantikan notulen pertemuan The Fed periode Juli, pertemuan tahunan The Fed, dan RDG Bank Indonesia.
Pidato Ketua The Fed akan menjadi perhatian khusus pasar setelah inversi kurva imbal hasil obligasi AS yang dianggap sebagai sinyal resesi sehingga mendorong ekspektasi The Fed akan menurunkan suku bunga lagi pada pertemuan September.
Analis memperkirakan, The Fed dapat memangkas suku bunganya sebanyak 5 kali sebelum April 2020, di antaranya pada September, Oktober, dan Desember tahun ini.
Selain itu, pasar menantikan rapat bulanan Bank Indonesia yang diperkirakan mempertahankan suku bunga acuannya di level 5,75%.
Baca Juga
“Melihat kondisi saat ini BI diperkirakan akan berhati-hati dan menahan diri dari penurunan suku bunga sambil terus mengamati kondisi global akibat dari perang dagang yang kemungkinan masih akan terjadi sampai 2020,” ujar Ibrahim seperti dikutip dari keterangan resminya, Rabu (21/8/2019).
Dia memprediksi rupiah pada perdagangan Kamis (22/8/2019) dapat bergerak menguat tipis di kisaran level Rp14.200 per dolar AS hingga Rp14.300 per dolar AS.