Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan pelemahannya pada akhir perdagangan hari kedua berturut-turut, Rabu (21/8/2019). Meski demikian, nilai tukar rupiah mampu bangkit dari pelemahannya dan ditutup menguat.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG berakhir melemah 0,68 persen atau 42,77 poin di level 6.252,97 dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Selasa (20/8), IHSG berakhir di level 6.295,74 dengan terkoreksi 0,02 persen atau 0,98 poin.
Pelemahan indeks mulai berlanjut dengan dibuka melandai 0,08 persen atau 4,93 poin di level 6.290,81 pagi tadi. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 6.247,99 – 6.308,35.
Enam dari sembilan sektor berakhir di wilayah negatif, dipimpin industri dasar (-1,06 persen) dan barang konsumen (-1 persen). Tiga sektor lainnya mampu ditutup di zona hijau, dipimpin pertanian yang naik 0,25 persen.
Dari 651 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 147 saham menguat, 249 saham melemah, dan 255 saham stagnan.
Saham PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. yang masing-masing turun 2,65 persen dan 2,03 persen menjadi penekan utama pelemahan IHSG.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Hariyanto Wijaya mengatakan pelaku pasar memonitor keputusan kebijakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang akan diumumkan Kamis (22/8/2019).
Menurut prediksi 16 dari 23 ekonom dalam survei Bloomberg, BI akan menahan suku bunga acuannya pada 5,75 persen pada Kamis. Adapun 7 ekonom lainnya memperkirakan langkah pemangkasan menjadi 5,5 persen.
“Investor juga menunggu risalah rapat Federal Reserve terbaru yang akan dirilis pada hari Rabu (21/8/2019 waktu setempat) dan pidato Gubernur The Fed Jerome Powell pada hari Jumat (23/8/2019) dalam KTT bank sentral tahunan di Wyoming,” paparnya melalui riset yang diterima Bisnis.
Sementara itu, Artha Sekuritas Indonesia mengatakan IHSG mengalami koreksi di tengah penantian pengumuman suku bunga oleh Bank Indonesia.
“Pelemahan diakibatkan aksi profit taking dari investor setelah isu perang dagang dan resesi melemah,” tulis Equity Research Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper.
Namun, berbanding terbalik dengan IHSG, nilai tukar rupiah mampu mempertahankan reboundnya dan ditutup terapresiasi 24 poin atau 0,17 persen di level Rp14.244 per dolar AS. Pada perdagangan Selasa (20/8/2019), rupiah berakhir melemah 30 poin atau 0,21 persen di posisi 14.268.
Rupiah mampu menguat bersama mayoritas mata uang di Asia di tengah tipisnya volume perdagangan di Asia menjelang simposium bank sentral AS Federal Reserve di Jackson Hole, Wyoming, pada Jumat (23/8/2019).
“Secara global, tingkat panik berkurang pekan ini. Semua pihak menantikan pertemuan The Fed dan bank-bank sentral di Jackson Hole,” ujar Philip Wee, pakar strategi mata uang di DBS Bank, seperti dikutip Bloomberg.
Adapun di dalam negeri, tambah Wee, Bank Indonesia mungkin akan berhati-hati dan menahan diri dari penurunan suku bunga.
“Kami memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan diperdagangkan di antara 14.200-14.300 dalam jangka pendek,” paparnya.
Seiring dengan melemahnya IHSG, indeks saham lain di Asia terpantau berakhir variatif. Indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang ditutup melemah 0,28 persen dan 0,61 persen masing-masing. Namun indeks Kospi Korea Selatan mampu menguat 0,22 persen.
Di China, indeks saham Shanghai Composite naik tipis 0,01 persen sedangkan indeks CSI 300 berakhir terkoreksi 0,16. Adapun indeks Hang Seng Hong Kong ditutup naik 0,15 persen.
Dilansir dari Bloomberg, fokus investor tertuju pada langkah bank-bank sentral ketika para pembuat kebijakan dan pemimpin dunia bertemu di Wyoming dan Prancis pekan ini untuk mencermati pertumbuhan global yang tampak lesu.
Para negara-negara G7, termasuk Presiden AS Donald Trump, akan berkumpul di Prancis pada akhir pekan saat Bank Sentral Eropa (ECB) mempertimbangkan pemangkasan suku bunga.
Risalah rapat The Fed yang dirilis Rabu (21/8) waktu setempat dapat memberi kejelasan mengenai pandangan para pembuat kebijakan saat memangkas suku bunga untuk pertama kalinya dalam satu dekade bulan lalu.
Meski demikian, perhatian pasar cenderung akan lebih menyoroti pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell di Jackson Hole pada Jumat (23/8).
“Kuncinya pekan ini adalah pidato oleh Gubernur Fed Powell di Jackson Hole,” ujar Tuuli McCully, kepala Ekonomi Asia-Pasifik di Scotiabank, kepada Bloomberg TV.
“Akan menarik untuk didengar jika dia [Powell] bertahan pada nada penyesuaian pertengahan siklus atau jika dia akan menjanjikan lebih banyak,” tambahnya.
Saham-saham penekan IHSG: | |
---|---|
Kode | Penurunan (persen) |
HMSP | -2,65 |
BMRI | -2,03 |
BBRI | -1,22 |
TLKM | -1,34 |
Saham-saham pendorong IHSG: | |
---|---|
Kode | Kenaikan (persen) |
TOWR | +4,93 |
MIKA | +5,08 |
TBIG | +7,95 |
KOTA | +21,29 |
Sumber: Bloomberg