Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah emiten logam nasional mengebut ekspansi bisnisnya pada tahun ini, merespons harga komoditas dunia yang meningkat, sekaligus untuk memenuhi permintaan pasar yang terus tumbuh.
Berdasarkan rekapitulasi Bisnis.com, sedikitnya 8 emiten logam nasional menyebut akan memulai proyek ekspansinya. Beberapa dari perusahaan tersebut juga telah menempuh penambahan dana melalui rights issue, di mana dana tersebut akan digunakan untuk ekspansi.
PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) menyebut akan mengakselerasi program penghiliran mineral untuk dapat merampungkan seluruh proyek pada 2021. Saat ini, ANTM memiliki 2 proyek smelter nikel dan 1 smelter bauksit yang pembangunannya masih berjalan.
Pada Juli 2019, ANTM akan menyelesaikan proyek smelter feronikel di Halmahera Timur dengan kapasitas 13.500 nikel dalam feronikel (TNi). Dalam dua bulan ke depan, perseroan pun akan merampungkan studi pembiayaan untuk proyek smelter di lokasi yang sama.
“Proyek downstream kami akhir 2021 sudah selesai sehingga 2022 seluruh ore sudah bisa diserap,” ungkap Direktur Utama ANTM Arie Prabowo Ariotedjo.
Manfaatkan Momentum
Merespons ekspansi agresif emiten pertambangan logam pada tahun ini, kalangan analis menilai perusahaan-perusahaan tersebut tengah menangkap peluang dari kenaikan harga komoditas global.
Analis Kresna Sekuritas Robertus Yanuar Hardy menyampaikan sejumlah komoditas seperti emas, timah, dan nikel tengah menunjukkan pergerakan harga positif, dan diprediksi terus berlanjut positif sepanjang tahun ini.
“Selain itu, serangkaian rencana ekspansi bisnis perusahaan juga memegang peranan penting, untuk meningkatkan kapasitas produksi masing-masing emiten tersebut,” ungkap Robertus saat dikonfirmasi, akhir pekan lalu.
Robertus merekomendasikan untuk mengoleksi saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) dengan target harga sebesar Rp1.200. Pada penutupan perdagangan Jumat (8/1), harga ANTM tercatat melemah 3,3% atau 35 poin ke level Rp1.025.
Robertus menyampaikan ANTM berpotensi memeroleh manfaat besar dari selesainya pembangunan smelter. Selain itu, konsolidasi Freeport di bawah Inalum juga berpotensi mendatangkan peluang bisnis baru seperti pembangunan smelter bersama dan pengolahan anoda slime.
Pergerakan Saham YTD dan Rencana Ekspansi Emiten Tambang Logam
Emiten | YTD* (%) | Rencana Ekspansi 2019 |
ANTM | 33,99 | Pembangunan total 3 smelter yang seluruhnya rampung 2021 |
TINS | 76,82 | Sedang membangun smelter efisien dengan teknologi Fuming dan Ausmelt |
PSAB | 4,95 | Menghimpun dana melalui private placement untuk ekspansi |
INCO | 14,72 | Merampungkan skema divestasi, membentuk JV untuk pengelolaan tambang baru |
ZINC | 12,81 | Mulai operasikan pabrik flotasi kedua, dan masih penjajakan pembangunan smelter seng di Pangkalan Bun |
MDKA | 0,57 | Menghimpun dana dari PUT dan private placement untuk ekspansi |
*hingga penutupan perdagangan Jumat (8/1)