Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah Dibuka Menguat ke Level Rp16.285 per Dolar AS Pagi Ini (8/8)

Rupiah menguat 0,46% ke Rp16.285 per dolar AS pada 8/8/2025, didorong ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed dan stabilisasi BI meski cadangan devisa turun.
Karyawan menghitung uang dolar AS di gerai penukaran uang di Jakarta, belum lama ini. Mata uang rupiah diperkirakan bergerak fluktuatif cenderung melemah pada rentang Rp16.280-Rp16.330 per dolar AS besok, Senin (21/7/2025)./JIBI/Bisnis/Abdurachman
Karyawan menghitung uang dolar AS di gerai penukaran uang di Jakarta, belum lama ini. Mata uang rupiah diperkirakan bergerak fluktuatif cenderung melemah pada rentang Rp16.280-Rp16.330 per dolar AS besok, Senin (21/7/2025)./JIBI/Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah dibuka menguat pada pembukaan perdagangan hari ini, Jumat (8/8/2025). Berdasarkan data Bloomberg pukul 09.00 WIB, rupiah menguat 0,46% menjadi Rp16.285 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS kontraksi 0,24% ke level 98,16.

Sebaliknya, mayoritas mata uang Asia lainnya dibuka menurun, misalnya yen Jepang yang melemah 0,07%, dolar Singapura melemah 0,05%, dolar Taiwan turun 0,29%, dan won Korea turun 0,05%. 

Sebelumnya, pengamat forex Ibrahim Assuaibi memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan bergerak fluktuatif dan cenderung ditutup menguat pada rentang Rp16.230–Rp16.290 per dolar AS pada akhir perdagangan hari ini.

Dia mengatakan bahwa melemahnya indeks dolar AS terhadap sejumlah mata uang lain di Asia terutama disebabkan oleh ekspektasi pasar bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada September mendatang. 

Pasalnya, Ibrahim menerangkan, pasar tengah memproyeksikan pemangkasan suku bunga pada bulan September setelah data yang dirilis minggu ini menunjukkan sektor jasa AS melambat pada Juli lalu. Data itu menyusul buruknya data penggajian non-pertanian yang dirilis pekan lalu. 

Sementara dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia yang menurun menjadi US$152,0 miliar, turun dari US$152,6 miliar pada Juni 2025 lalu. Meskipun begitu, ke depannya, BI memandang posisi cadangan devisa Indonesia telah memadai untuk mendukung ketahanan sektor eksternal. 

Hal ini menurut Ibrahim sejalan dengan prospek ekspor yang tetap terjaga, neraca transaksi modal, dan finansial yang diperkirakan tetap mencatatkan surplus. 

“Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah,” katanya dalam rilis, Kamis (7/8/2025).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro