Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Intip Seri Sukuk Ritel Baru yang Diramal Paling Diburu Investor

Sukuk Ritel SR023 diprediksi diminati, terutama tenor 3 tahun dengan imbal hasil 5,80% karena risiko lebih rendah dan likuiditas tinggi. Tenor 5 tahun menarik bagi investor mapan.
Nasabah membeli Sukuk melalui website salah satu bank syariah di Jakarta./ Bisnis - Eusebio Chrysnamurti.
Nasabah membeli Sukuk melalui website salah satu bank syariah di Jakarta./ Bisnis - Eusebio Chrysnamurti.
Ringkasan Berita
  • Sukuk Ritel seri SR023 dengan tenor 3 tahun diprediksi lebih diminati pasar karena menawarkan risiko lebih rendah dan selisih imbal hasil yang tipis dibandingkan tenor 5 tahun.
  • Tenor 3 tahun dinilai lebih sesuai untuk investor ritel yang mencari likuiditas tinggi dan investasi jangka menengah, sementara tenor 5 tahun lebih cocok untuk investor mapan yang menginginkan kepastian pendapatan jangka panjang.
  • Penerbitan SR023 bertujuan menyediakan alternatif investasi yang aman dan likuid, serta mendorong pendalaman pasar keuangan syariah domestik, dengan proses pemesanan dilakukan secara daring melalui sistem e-SBN.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah analis menilai Sukuk Ritel seri SR023 dengan tenor yang pendek akan diminati oleh pasar.

Adapun pada penerbitan kali ini, SR023 ditawarkan melalui dua tenor. Pada seri SR023 bertenor 3 tahun, imbal hasil yang ditawarkan sebesar 5,80%. Sementara itu, pada seri bertenor 5 tahun, imbal hasil yang ditetapkan sebesar 5,95%.

Chief Economist Bank Permata Josua Pardede menerangkan, gap kupon yang tidak terlalu lebar di antara kedua seri membuat daya tarik SR023 bertenor lima tahun kurang menarik.

“Tenor 3 tahun lebih berpotensi diserap penuh oleh pasar karena profil risikonya lebih pendek dengan selisih kupon yang tipis dengan tenor 5 tahun," katanya kepada Bisnis, Kamis (28/8/2025).

Selain itu, Josua menilai bahwa minat investasi ritel umumnya memiliki tujuan jangka menengah dan membutuhkan likuiditas yang lebih tinggi. Tenor dengan jangka pendek juga memiliki risiko yang lebih rendah dengan gap imbal hasil hanya sebesar 0,15 poin.

Dengan begitu, tenor 3 tahun dinilai menjadi solusi yang tepat. Namun, Josua tidak menutup kemungkinan penyerapan terhadap SR023 bertenor 5 tahun. Menurutnya, investor dengan nilai kekayaan lebih tinggi, akan memilih produk ini dengan kepastian investasi jangka panjang.

“SBR023 tenor 5 tahun tetap punya pasar, terutama untuk investor mapan yang mencari kepastian pendapatan jangka lebih panjang. Namun potensi serapan penuh lebih kecil dibandingkan tenor 3 tahun karena horizon waktunya lebih panjang," tambahnya.

Senada, Head of Fixed Income PT Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto turut menilai tenor berjangka pendek lebih menarik pada penerbitan kali ini. Sebab dengan bertenor lebih pendek, produk ini memberikan risiko yang lebih kecil.

Ramdhan menilai, seri bertenor tiga tahun akan lebih banyak dibeli oleh masyarakat ritel nantinya.

Walaupun begitu, tidak menutup kemungkinan SR023 bertenor lima tahun akan tetap diminati investor ritel. Meskipun dengan tenor yang lebih panjang, memungkinkan penerbitan SBN baru yang lebih menarik ke depannya.

“Saya memproyeksikan yang bertenor tiga tahun itu akan terserap penuh,” katanya singkat.

Adapun pada penerbitan SBN sebelumnya, berseri SBR014, penjualan produk itu didominasi oleh SBR014T2 dengan nilai sebesar Rp11,59 triliun. Sementara itu, penjualan seri SBR014T4 hanya mencatatkan nilai sebesar Rp3,31 triliun. 

Dengan begitu, penjualan keseluruhan produk SBR014 Rp14,91 triliun selama diperdagangkan pada periode 14 Juli–7 Agustus 2025. Capaian itu mencerminkan 99,40% dari total target dana dihimpun oleh pemerintah.

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR) menjelaskan penerbitan SR023 bertujuan menyediakan alternatif investasi yang aman, menguntungkan, dan likuid. Langkah ini sekaligus mendorong pendalaman pasar keuangan syariah domestik.

DJPPR menyampaikan bahwa instrumen ini dapat diperdagangkan di pasar sekunder mulai 11 November 2025, setelah melewati masa minimum holding period satu kali pembayaran imbalan. Adapun jatuh tempo SR023T3 pada 10 Oktober 2028, sementara SR023T5 jatuh tempo 10 Oktober 2030.  

Masyarakat dapat berinvestasi mulai dari Rp1 juta dengan kelipatan yang sama. Untuk SR023T3, batas maksimal pemesanan ditetapkan sebesar Rp5 miliar, sedangkan SR023T5 mencapai Rp10 miliar. 

Sukuk ritel ini diterbitkan dengan akad ijarah asset to be leased, berbasis pada aset berupa Barang Milik Negara (BMN) serta proyek Kementerian dan Lembaga dalam APBN 2025. Setelmen ditetapkan pada 22 September 2025. 

Sementara itu, proses pemesanan dilakukan secara daring melalui sistem e-SBN. Calon investor perlu melakukan registrasi, pemesanan, pembayaran, dan konfirmasi kepemilikan melalui platform yang disediakan mitra distribusi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro