Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini urung mempertahankan rekor tertingginya (all-time high) pada level 8.022,76 pada perdagangan sesi pertama hari ini, Kamis (28/08/2025). Meski demikian, indeks berhasil bertahan di zona hijau pada level 7.952,09 pada penutupan.
Tercatat, dalam perdagangan hari ini indeks IDXInfra tercatat menjadi satu-satunya yang berakhir di zona merah yakni turun -0,79% ke level 1.918,14.
Pendorong terkuat pada perdagangan dalam dua sesi yakni emiten yang tergabung dalam IDXIndust sebesar 2,58% ke level 1.258,34. Sedangkan penguatan kedua terdapat pada emiten dalam IDXTechno yang mencapai 1,86% menjadi 10.596,10.
Sedangkan secara tahun berjalan hingga Rabu (27/8/2025), indeks consumer cyclicals dan consumer non-cyclycals menjadi pengganjal laju IHSG. Dua sektor saham tersebut secara year to date turun 3,13% dan 2,39%, ketika sektor-sektor lain bertumbuh. Alhasil, IHSG pada penutupan pasar tertahan di 7.936,17.
Head of Equity Research Mandiri Sekuritas, Adrian Joezer mengatakan emiten-emiten di sektor consumer non-cyclicals sepanjang tahun ini ada yang menghadapi masalah lonjakan harga bahan baku yang menggerus kinerja keuangan mereka.
"Kita harus lihat juga dari kinerja profit tiap emiten di mana ada kenaikan harga raw materials juga, seperti sawit dan sebagainya. Mungkin beberapa emiten terdampak dari sisi margin," ujarnya dalam forum Mandiri Macro and Market Brief 3Q25 Indonesia Economic Outlook, Kamis (28/8/2025).
Baca Juga
Sedangkan secara outlook, dia melihat dalam 12 bulan ke depan spending pemerintah bisa menjadi katalis positif seperti program makan bergizi gratis (MBG) ataupun belanja untuk pos-pos sosial lainnya.
Sementara untuk sektor consumer cyclicals yang notabene basis produknya merupakan secondary needs, Adrian menilai dampak melemahnya daya beli menjadi faktor yang berpengaruh.
"Kalau consumer cyclical sifatnya karena masyarakat lebih defensif sehingga wajar sektor ini mengalami underperformance tahun ini," ujarnya.
Sedangkan dalam kaitannya mendorong IHSG, menurutnya sektor consumer cyclicals masih butuh waktu yang lebih lama sampai ada turning point signifikan yang bisa mendongkrak laju saham-saham di sektor ini.
Ihwal potensi IHSG melanjutkan penguatan, Adrian melihat sejauh ini indeks pasar saham telah melaju cukup signifikan, terutama didorong oleh reli saham-saham yang justru di luar IDX30. Pada perdagangan hari ini, IHSG menguat 0,20% atau 15,91 poin ke level 7.942,09.
Selain itu, menurutnya pasar saham saat ini diuntungkan oleh era suku bunga rendah. Bank Indonesia kemungkinan tahun ini akan kembali memangkas BI Rate, sementara The Fed pada September nanti juga kemungkinan besar memangkas suku bunga. Kondisi ini membuat investor cenderung akan melirik saham dibanding instrumen investasi lainnya.
"Kalau kita melihat beberapa instrumen imbal hasilnya turun, seperti yield SBN 10 tahun sekarang di sekitar 6,3%, SRBI levelnya di sekitar 5,05%. Ini menyebabkan instrumen saham menjadi instrumen yang sangat menarik karena imbal hasil dari sisi yield dividennya di level hampir 6%," ungkapnya.