Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melanjutkan penguatan dan menguji level 8.025–8.102 pada perdagangan hari ini, Kamis (28/8/2025). Sejumlah saham pun kembali masuk radar rekomendasi analis.
Tim analis MNC Sekuritas mencatat IHSG ditutup menguat tipis 0,03% ke level 7.936 pada perdagangan kemarin, Rabu (27/8/2025), diiringi munculnya volume pembelian. MNC memperkirakan posisi IHSG saat ini berada pada bagian dari wave [v] dari wave 1 dari wave (3) pada label hitam.
"Hal tersebut berarti, masih terdapat ruang IHSG menguat menguji 8.025–8.102, namun demikian tetap cermati akan adanya koreksi jangka pendek ke rentang 7.815–7.831," papar Tim Riset MNC Sekuritas, Kamis (28/8/2025).
Untuk perdagangan hari ini, MNC Sekuritas menilai level support IHSG berada di kisaran 7.800 dan 7.680, sementara level resistansi berada di rentang 8.008–8.103.
Saham-saham yang menjadi rekomendasi MNC Sekuritas hari ini antara lain ADRO, JPFA, RAJA, dan TLKM.
Senada, Retail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Indri Liftiany Travelin Yunus, memperkirakan indeks komposit berpotensi menyentuh level 8.000 pada perdagangan hari ini.
Baca Juga
Menurutnya, optimisme pasar pasca pemangkasan suku bunga Bank Indonesia, ditambah kemungkinan penurunan suku bunga The Fed pada September, menjadi pendorong utama potensi penguatan IHSG.
“Proyeksi adanya pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed berpotensi besar membuat aliran dana asing masuk ke pasar saham Indonesia, mengingat pada sepekan lalu juga terjadi inflow di pasar reguler sebesar Rp2,6 triliun,” tutur Indri.
Secara umum, mayoritas bursa negara berkembang saat ini tengah mengalami penguatan serupa, termasuk Indonesia. Hal ini membuat pasar saham domestik masih cukup menarik di mata investor asing.
Indri menambahkan, sektor yang sensitif terhadap pergerakan suku bunga bisa menjadi pilihan, seperti perbankan, properti, infrastruktur, dan telekomunikasi.
“Adanya pemangkasan suku bunga berdampak positif bagi sektor perbankan karena meringankan beban pencadangan dana. Sementara sektor properti, infrastruktur, dan telekomunikasi juga mendapat keuntungan karena menurunkan beban bunga perusahaan, sehingga berpotensi mempertebal margin,” pungkas Indri.
______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.