Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah ditutup melemah ke posisi Rp16.368 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Rabu (27/8/2025).
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan hari ini dengan melemah 0,43% atau 69,5 poin ke level Rp16.368 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar AS terpantau naik 0,40% ke posisi 98,61.
Sama seperti rupiah, sejumlah mata uang di Asia lainnya melemah. Yen Jepang misalnya melemah 0,35%, dolar Singapura melemah 0,27%, dolar Taiwan melemah 0,10%, dan won Korea Selatan melemah 0,28%.
Selain itu, peso Filipina melemah 0,17%, rupee India melemah 0,12%, yuan China melemah 0,13%, baht Thailand melemah 0,06%, dan ringgit Malaysia melemah 0,36%.
Pengamat forex Ibrahim Assuaibi mengatakan terdapat sejumlah faktor yang menyertai pergerakan rupiah pada perdagangan hari ini. Dari luar negeri, sentimen datang dari kegaduhan The Fed.
Presiden AS Donald Trump mengatakan, Gubernur The Fed Lisa Cook akan segera dicopot dari jabatannya atas tuduhan penipuan hipotek. Cook dan The Fed berpendapat bahwa Trump tidak memiliki wewenang atas pemecatan tersebut.
Baca Juga
Upaya Trump untuk memecat Cook memicu kekhawatiran yang lebih luas atas campur tangan politik di The Fed, yang secara tradisional tetap independen dari pemerintah. Gagasan ini menjadi perhatian utama pasar, mengingat The Fed telah mempertahankan sikap yang relatif hati-hati terhadap pelonggaran lebih lanjut, dengan alasan kekhawatiran atas dampak inflasi dari tarif Trump.
Sentimen lainnya datang dari rencana AS untuk mengenakan tarif tambahan sebesar 25% pada ekspor India, sehingga totalnya menjadi 50% dan termasuk yang tertinggi yang dikenakan oleh Washington. Pengenaan tarif itu imbas pembelian minyak Rusia oleh India. Rencana kebijakan tarif ini kemudian membuat para pedagang ragu-ragu mengenai arah pasar.
Dari dalam negeri, pasar mengantisipasi demontrasi buruh esok hari, Kamis (28/08/2025). Aksi demo buruh di Jakarta akan dipusatkan di depan DPR RI atau Istana Kepresidenan Jakarta, yang diikuti oleh sekitar 10.000 buruh dari berbagai wilayah. Aksi serupa juga akan digelar secara serentak di berbagai provinsi dan kota industri besar.
Sejumlah tuntutan pun disuarakan agar pemerintah berpihak pada kepentingan pekerja, di antaranya menolak upah murah, yang mencakup tuntutan kenaikan upah minimum nasional sebesar 8,5%–10,5% pada 2026. Tuntutan lainnya yakni penghapusan outsourcing.
Pada perdagangan besok, Kamis (28/8/2025) mata uang rupiah diproyeksikan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.360 - Rp16.420 per dolar AS.