Bisnis.com, JAKARTA — PT Jaya Real Property Tbk. (JRPT) akan melaksanakan aksi pembelian kembali (buyback) saham dengan anggaran maksimal sebesar Rp80 miliar. Langkah ini dilakukan seiring fluktuasi pasar modal yang signifikan.
Mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. 13/2023 serta Surat OJK No. S-17/D.04/2025 tentang kebijakan buyback dalam kondisi pasar bergejolak, JRPT mengungkapkan bahwa pembelian kembali saham tidak memerlukan persetujuan RUPS. Adapun, buyback saham akan dilakukan dalam jangka waktu paling lama tiga bulan, yakni mulai 10 Juli hingga 9 Oktober 2025.
Corporate Secretary JRPT Audi Lazaro mengatakan bahwa buyback ini merupakan langkah strategis untuk menjaga stabilitas harga saham dan kinerja perusahaan di tengah dinamika pasar.
"Perseroan berkomitmen menjaga pertumbuhan berkelanjutan dan memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan. Salah satu upayanya adalah dengan menjaga stabilitas laba per saham melalui aksi pembelian kembali saham," ujar Audi dalam keterbukaan informasi, Kamis (10/7/2025).
JRPT menargetkan buyback hingga 100 juta lembar saham atau setara 0,777% dari total saham yang ditempatkan dan disetor penuh. Aksi ini akan dibiayai dari kas internal hasil operasional perusahaan.
Audi memastikan bahwa pelaksanaan buyback tidak akan mengganggu kondisi keuangan maupun likuiditas perusahaan. Proforma laba per saham setelah aksi ini bahkan diperkirakan naik dari Rp18,91 menjadi Rp19,12 per Maret 2025.
Baca Juga
Buyback akan dilakukan baik melalui Bursa Efek Indonesia maupun di luar bursa, dengan menunjuk satu anggota bursa sebagai perantara perdagangan efek. Tidak ada pembatasan harga dalam aksi ini, sesuai ketentuan POJK yang berlaku.
JRPT juga menegaskan bahwa aksi ini tidak akan berdampak signifikan terhadap pendapatan perusahaan. Manajemen berharap, langkah ini akan menopang kinerja saham di tengah tekanan pasar dan memperkuat fundamental perseroan ke depan.
Di lantai Bursa, saham JRPT terpantau melemah 0,70% atau 5 poin ke level Harga Rp710 per lembar pada perdagangan hari ini, Jumat (11/7/2025) hingga pulul 09.14 WIB. Banderol tersebut juga mencerminkan pelemahan 5,33% sepanjang tahun berjalan 2025.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.