Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja reksa dana saham saat ini melejit di tengah fase bullish indeks harga saham gabungan (IHSG). Performa tersebut melampaui kinerja reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana campuran.
Berdasarkan data Infovesta Utama, indeks reksa dana saham (IRDSH) tumbuh 5,71% year-to-date (YtD) hingga 20 Agustus 2025. Return itu lebih tinggi dari kenaikan indeks reksa dana campuran (IRDCP) dan indeks reksa dana pendapatan tetap (IRDPT) masing-masing sebesar 5,65% YtD dan 5,24% YtD.
Moncernya indeks reksa dana saham sejalan dengan IHSG yang rebound ke level penutupan tertinggi 7.943,82 pada Rabu (20/8/2025). Di level itu, IHSG melejit 12,20% secara YtD.
Performa IRDSH itu tancap gas dibandingkan dengan posisi pada akhir semester I/2025 yang hanya mampu tumbuh 0,02% YtD. Kinerja IRDSH pada paruh pertama 2025 jauh tertinggal dari IRDCP yang naik 0,95% dan IRDPT yang melaju 3,52%.
Pemulihan kinerja reksa dana saham itu turut menarik kembali minat investor. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per Juli 2025 tercatat net subscription reksa dana mencapai Rp12,40 triliun secara year to date.
Raihan tersebut mengakhiri rentetan net redemption reksa dana pada periode Mei dan Juni yang sepanjang tahun berjalan 2025 masing-masing sebesar Rp2,48 triliun dan Rp2,02 triliun. Itu artinya, dalam sebulan terakhir nilai pembelian reksa dana jauh melesat melebihi nilai penjualan.
Presiden Direktur PT Sucorinvest Asset Management (Sucor AM) Jemmy Paul Wawointana mengatakan pulihnya pasar saham Indonesia ini menjadi magnet investor reksa dana.
"Saya melihat pada waktu IHSG benar-benar bullish, itu tentu saja mereka akan kembali lagi," kata Jemmy dalam media briefing di Jakarta, Rabu (20/8/2025).
Menurut Jemmy, lonjakan IHSG juga menjadi momentum investor untuk menjual portofolio mereka sebagai aksi profit taking. Apalagi, IHSG semakin dekat ke level 8.000 dan saham blue chips mulai menanjak.
"Mungkin akan ada terus profit taking sampai pada titik di mana IHSG tidak turun, tapi naik terus. Jadi investor akan berbalik, berbondong-bondong akan membeli lagi reksa dana saham atau masuk saham," ujarnya.
Jemmy berharap kondisi saat ini bisa mengulang kembali tren pada 2021. Saat itu, IHSG kembali rebound usai tertekan selama pandemi Covid-19 pada 2020 yang membuat investor baru berbondong-bondong masuk ke pasar saham.
"Saya berharap kejadian itu bisa terjadi lagi di Indonesia, dan industri reksa dana terutama saham bisa naik banyak," pungkasnya.