Bisnis.com, JAKARTA – Emiten produsen keramik PT Arwana Citramulia Tbk. (ARNA) menyerap anggaran pembelian kembali atau buyback saham senilai Rp10,87 miliar dari total dana yang disediakan Rp100 miliar.
Berdasarkan keterbukaan informasi, ARNA melaporkan waktu untuk buyback saham itu telah berakhir. Perseroan melakukan buyback dengan merujuk surat OJK No. S17/D.04/205 tanggal 18 Maret 2025 perihal Kebijakan Pelaksanaan Pembelian Kembali Saham yang Dikeluarkan oleh Perusahaan Terbuka dalam Kondisi Pasar yang Berfluktuasi Secara Signifikan.
Juga mengacu ke Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 13/POJK.4/2023 tentang Kebijakan dalam Menjaga Kinerja dan Stabilitas Pasar Modal pada Kondisi Pasar yang Berfluktuasi secara Signifikan.
"Bersama ini Perseroan melaporkan bahwa pelaksanaan pembelian kembali saham tersebut telah berakhir. Hal ini sesuai dengan keterbukaan informasi yang telah Perseroan sampaikan bahwa pelaksanaan pembelian kembali saham dilakukan mulai tanggal 29 April hingga 29 Juli 2025," tulis ARNA, dikutip Rabu (6/8/2025).
Baca Juga : Penjualan Arwana Citramulia (ARNA) Tumbuh 16,54% |
---|
Di masa periode buyback itu, ARNA telah merealisasikan pembelian kembali saham sebanyak 18,26 juta lembar dengan nilai Rp10.87 miliar. Adapun, sebelumnya perseroan sudah menyiapkan dana sebesar Rp100 miliar untuk buyback tersebut.
Sementara itu, dalam laporan keuangannya ARNA mencatatkan penjualan bersih semester I/2025 senilai Rp1,42 triliun, melesat 16,54% dari Rp1,22 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan penjualan itu mampu diraih Arwana Ceramics di tengah penurunan daya beli masyarakat berkat inovasi produk keramik rectify dan porselen dengan desain yang kini sedang diminati pasar. Perusahaan bahkan mampu mengatrol harga jual rata-rata produk hingga 7,44%, di samping volume pemasaran yang ikut terkerek 8,47%.
Chief Financial Officer Arwana Citramulia Rudy Sujanto mengatakan bahwa perusahaan sedang mempersiapkan upgrading mesin produksi 4.0 untuk efisiensi biaya produksi, serta ekspansi kapasitas produksi keramik porselen, P4D di Ogan Ilir, Sumatra Selatan.
“Pabrik terbaru ini dilengkapi mesin dengan teknologi terbarukan yang didesain untuk memproduksi keramik porselen ukuran besar dan direncanakan mulai produksi komersial pada akhir 2025,” kata Rudy, Rabu (23/7/2025).
ARNA, sambungnya, juga sedang menyiapkan inovasi lini produk rectify sebagai langkah strategis dalam mendukung sumber pertumbuhan penjualan bersih yang berkelanjutan bagi perusahaan.
Untuk memacu penjualan yang fokus pada end-user atau konsumen ritel, ARNA membangun dan memperkuat jaringan distribusi. Selain itu juga ARNA terus menambah subdistributor sebanyak tiga subdistributor di Timika, Ambon, dan Kupang.
Dengan demikian, jumlah subdistributor ARNA meningkat dari 48 menjadi 51 subdistributor pada tahun lalu. Jumlah outlet juga meningkat dari 37.556 menjadi 39.169 outlet toko bangunan maupun toko keramik.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.