Bisnis.com, JAKARTA — Emiten Prajogo Pangestu, PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) berencana untuk melakukan pembelian kembali saham atau buyback dengan dana yang dialokasikan sebesar Rp500 miliar.
Berdasarkan keterbukaan informasi, buyback akan dilakukan sebanyak-banyaknya 0,7% dari jumlah seluruh saham yang telah diterbitkan oleh perseroan. Adapun, periode buyback saham BRPT yakni pada 24 Maret 2025 sampai dengan 23 Juni 2025.
Manajemen BRPT menjelaskan bahwa biaya untuk melaksanakan buyback berasal dari saldo kas internal. "Perseroan telah menyisihkan sejumlah dana untuk buyback yang berasal dari dana lebih yang tidak akan mengganggu operasional perseroan," tulis Manajemen BRPT di keterbukaan informasi pada Jumat (21/3/2025).
Adapun, besarnya dana buyback yakni Rp500 miliar secara bertahap akan disisihkan oleh perseroan. Dana tersebut sudah termasuk seluruh biaya yang akan dikeluarkan oleh BRPT dalam pelaksanaan buyback, meliputi biaya transaksi, biaya perantara perdaganganan, dan biaya terkait lainnya.
Manajemen BRPT menjelaskan dalam melakukan buyback ini, perseroan akan tetap memperhatikan batasan maksimum yang diperkenankan dalam pelaksanan buyback saham sebagaimana diatur dalam Pasal 8 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) 13/2023 dan jumlah saham free float yang harus dipenuhi.
Perseroan juga memastikan bahwa pelaksanaan buyback tidak akan memberikan pengaruh negatif yang signifikan terhadap kinerja dan pendapatan karena saldo laba dan arus kas yang tersedia saat ini mencukupi kebutuhan dana untuk melaksanakan buyback.
Baca Juga
Seiring dengan rencana buyback, kinerja saham BRPT lesu pada awal 2025. Harga saham BRPT memang naik 3,7% pada hari ini, Jumat (21/3/2025) ditutup di level Rp700 per lembar. Namun, saham BRPT di zona merah, turun 23,91% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) atau sejak perdagangan perdana 2025.
Dari sisi keuangan, emiten Prajogo Pangestu ini telah mengantongi pertumbuhan laba bersih pada 2024 sebesar US$56,48 juta. Realisasi itu melonjak 116,28% dari laba bersih US$26,11 juta pada 2023.
Lonjakan laba bersih diperoleh BRPT meskipun pendapatan turun 13,55% secara tahunan (year on year/yoy) dari US$2,76 miliar pada 2023 menjadi US$2,38 miliar pada 2024.
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.