Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah ditutup melemah ke posisi Rp16.278 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Selasa (18/2/2025). Pelemahan rupiah terjadi saat indeks dolar AS merangkak naik.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan hari ini dengan melemah 0,31% atau 50 poin ke level Rp16.278 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar AS terpantau naik 0,34% ke posisi 106,94.
Sama seperti rupiah, sejumlah mata uang di Asia lainnya mengalami pelemahan saat indeks dolar AS naik. Yen Jepang misalnya melemah 0,38%, dolar Singapura melemah 0,06%, dolar Taiwan melemah 0,07%, dan won Korea Selatan melemah 0,1%.
Selain itu, yuan China melemah 0,24%, peso Filipina melemah 0,33%, serta baht Thailand melemah 0,03%.
Pengamat forex Ibrahim Assuaibi mengatakan terdapat sejumlah sentimen yang memengaruhi pergerakan rupiah hari ini. Dari luar negeri, terdapat ketidakpastian yang berkelanjutan atas rencana Presiden AS Donald Trump terkait tarif perdagangan.
"Selain itu, pasar tetap waspada terhadap suku bunga AS yang tetap tinggi untuk waktu yang lebih lama," ujar Ibrahim dalam keterangan tertulisnya pada Selasa (18/2/2025).
Baca Juga
Anggota Dewan Gubernur The Fed Christopher Waller mengatakan bahwa meskipun ia tidak melihat tarif Trump menyebabkan lonjakan besar dalam inflasi, ia masih mendukung untuk mempertahankan suku bunga tetap stabil dalam waktu yang lebih lama. Komentar Waller muncul setelah data pekan lalu menunjukkan inflasi AS per Januari 2025 tumbuh lebih dari yang diharapkan.
Dari dalam negeri, pasar mengamati kebijakan devisa hasil ekspor (DHE) sumber daya alam (SDA) 100% setahun yang bakal menantang untuk eksportir. Kebijakan ini utamanya akan menganggu stabilitas kas usaha. Selain itu, kebijakan itu dinilai akan mengubah struktur permodalan para pelaku industri yang masih menggunakan bahan baku impor.
Untuk perdagangan besok, Rabu (19/2/2025), mata uang rupiah diproyeksikan bergerak fluktuatif, namun ditutup melemah di rentang Rp16.260 - Rp16.320 per dolar AS.