Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah pada perdagangan hari ini, Selasa (18/2/2025) ke level Rp16.253 per dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka melemah 0,15% atau 25 poin ke level Rp16.253. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau naik 0,29% ke level 106,88.
Sama seperti rupiah, sejumlah mata uang Asia mengalami pelemahan. Yen Jepang, misalnya, melemah 0,17%, dolar Singapura melemah 0,09%, dolar Taiwan melemah 0,11%, peso Filipina melemah 0,3%, won Korea Selatan melemah 0,2%.
Selain itu, rupee India melemah 0,05%, baht Thailand melemah 0,19%, serta yuan China melemah 0,12%.
Pelemahan rupiah pada pembukaan perdagangan hari ini terjadi setelah pada perdagangan kemarin, Senin (17/2/2025), ditutup menguat 23 poin ke posisi Rp16.228 per dolar AS.
Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi memproyeksikan pergerakan rupiah pada hari ini akan bergerak fluktuatif, namun ditutup menguat di rentang Rp16.180-Rp16.230 per dolar AS.
Terdapat sejumlah sentimen yang memengaruhi pergerakan rupiah. Dari luar negeri, pedagang berhati-hati di tengah kekhawatiran perang dagang dan kekhawatiran pasokan pengumuman tarif Presiden AS, Donald Trump.
Langkah Trump dikhawatirkan meredam pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan minyak mentah.
Pergerakan rupiah juga dipengaruhi faktor adanya potensi berakhirnya perang Rusia dan Ukraina. Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio mengatakan Ukraina dan Eropa akan menjadi bagian dari negosiasi nyata untuk mengakhiri perang Moskow. Hal ini menandakan bahwa pembicaraan AS dengan Rusia merupakan kesempatan untuk melihat seberapa serius Putin dalam hal perdamaian.
Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan sepanjang Januari 2025, neraca perdagangan Indonesia surplus US$3,45 miliar, lebih tinggi US$1,21 miliar dibandingkan bulan sebelumnya dan lebih tinggi US$1,45 miliar dibandingkan bulan yang sama tahun lalu.
Indonesia sudah mengalami surplus neraca perdagangan selama 57 bulan berturut-turut sejak Desember 2020.