Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada sebanyak 19 perusahaan yang masuk dalam pipeline pencatatan saham perdana alias initial public offering (IPO) hingga 10 Januari 2025.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menuturkan saat ini terdapat 19 perusahaan dalam antrean IPO. Adapun, hingga 10 Januari 2025, sebanyak 5 perusahaan telah melantai di bursa dengan total raihan dana Rp1,13 triliun.
“Hingga saat ini, terdapat 19 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang dikutip pada Minggu (12/1/2025).
Dari jumlah tersebut, mayoritas perusahaan dalam daftar tersebut merupakan entitas dengan kategori aset skala jumbo. Hal itu menunjukkan potensi meningkatnya partisipasi korporasi besar di pasar modal Indonesia.
Merujuk Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 53/POJK.04/2017, perusahaan dengan aset lebih dari Rp250 miliar termasuk kategori perusahaan beraset besar. Dalam pipeline IPO milik bursa, sebanyak 17 dari 19 perusahaan dalam pipeline memiliki aset lebih dari Rp250 miliar.
Sementara itu, tercatat hanya dua perusahaan yang masuk dalam kategori aset skala menengah dengan nilai aset berada di rentang Rp50 miliar hingga Rp250 miliar dan tidak ada perusahaan dengan aset skala kecil alias di bawah Rp50 miliar.
Secara sektoral, perusahaan-perusahaan ini berasal dari berbagai lini industri. Sektor konsumer nonsiklikal menjadi kontributor terbesar dengan 6 perusahaan, diikuti sektor basic materials dan kesehatan yang masing-masing diisi 3 perusahaan.
Sektor industri juga mencatatkan 3 perusahaan, sementara sektor energi, finansial, dan properti masing-masing diwakili oleh satu perusahaan. Sejauh ini, sektor infrastruktur, teknologi, serta transportasi dan logistik belum berada dalam pipeline.
Di sisi lain, BEI juga mencatat bahwa sampai dengan saat ini telah diterbitkan 5 emisi dari 4 penerbit EBUS dengan dana yang dihimpun sebesar Rp7 triliun.
Dalam pemberitaan Bisnis.com sebelumnya, BEI menargetkan pencatatan efek baru di pasar modal sebanyak 407 efek. Di dalamnya, pencatatan efek saham baru lewat penawaran umum perdana diperkirakan mencapai 66 pencatatan.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.