Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengandalkan Motor Saham IPO Tambah Gas IHSG Tembus 8.000

IHSG diprediksi tembus 8.000 pada HUT RI ke-80, didorong IPO berkualitas dan kebijakan pro-market. Emiten IPO perlu tata kelola baik untuk kinerja berkelanjutan.
Tiga emiten melantai di Bursa Efek Indonesia pada Rabu (8/1/2025), PT Asuransi Digital Bersama Tbk. (YOII), PT Kentanix Supra International Tbk. (KSIX), dan PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU)./BEI
Tiga emiten melantai di Bursa Efek Indonesia pada Rabu (8/1/2025), PT Asuransi Digital Bersama Tbk. (YOII), PT Kentanix Supra International Tbk. (KSIX), dan PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU)./BEI
Ringkasan Berita
  • IHSG diproyeksikan mencapai level tertinggi 8.000 pada HUT RI ke-80, didorong oleh performa saham-saham baru yang go public.
  • Performa emiten IPO yang sukses, terutama yang mengalami oversubscribed, menjadi salah satu faktor penting dalam mengerek IHSG.
  • Kebijakan pro-market dan kondisi makro ekonomi yang positif diharapkan dapat meningkatkan minat investor asing dan mendukung pertumbuhan pasar modal Indonesia.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meluncur mantap menuju level tertinggi sepanjang masa yaitu 8.000 pada HUT RI ke-80 nanti. Salah satu pendorongnya adalah performa harga saham-saham anyar yang baru go public.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG berakhir di zona hijau menguat 0,96% ke level 7.605,92 pada akhir perdagangan Senin (11/8/2025). IHSG pun ditargetkan menyentuh 8.000 pada HUT RI ke-80 nanti.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta mengatakan salah satu faktor yang bisa mengerek IHSG adalah performa emiten-emiten IPO (initial public offering) tahun ini.

"Kalau terkait dinamika IPO pasti harus ada yang namanya oversubscribed jika sebuah IPO berjalan sukses. Dengan adanya oversubscribed tentu nanti pergerakan harga saham terapresiasi dengan sangat baik," kata Nafan kepada Bisnis, Senin (11/8/2025).

Untuk mencapai oversubscribed tersebut, menurutnya diperlukan komitmen yang kuat dari perusahaan untuk meningkatkan performa fundamental secara historikal. Selain itu, bisa juga dengan menerapkan harga IPO yang atraktif secara valuasi.

Adapun, Nafan melihat sejumlah sektor industri yang berpotensi diminati di pasar IPO tahun ini a.l. sektor keuangan, teknologi, dan material dasar. Namun demikian, dia menegaskan terpenting juga adalah tata kelola perusahaan yang baik untuk menjaga bisnis emiten berkelanjutan.

"Selama perusahaan yang mau IPO bisa menerapkan good governance dengan baik, dan tentunya nanti manfaatnya ada pada keberhasilan emiten mempertahankan kinerja fundamental secara berkelanjutan," tegasnya.

Tahun Jumlah Emiten IPO
2018 57
2019 55
2020 51
2021 54
2022 59
2023 79
2024 41
2025 22 (ytd per 8 Agustus 2025)

Dilihat dari jumlah emisi saham secara tahunan, aksi IPO di pasar modal pada tahun ini relatif lebih sedikit ketimbang periode beberapa tahun terakhir. Hingga Agustus 2025, sudah ada 22 emiten IPO dan masih terdapat 13 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham dengan nilai indikatif mencapai Rp16,65 triliun.

"IPO ini memang lebih sedikit, tapi sudah lebih berkualitas. Jadi diharapkan ke depan kualitas IPO itu bisa semakin ditingkatkan. Ini supaya investor bisa menikmati capital gain dari dinamika IPO ini," ujarnya. 

Halaman
  1. 1
  2. 2
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro