Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diprediksi fluktuatif namun akan ditutup melemah pada perdagangan awal pekan hari ini, Senin (6/1/2024), di tengah ramalan dolar AS yang masih akan menguat pada awal 2025.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan penguatan indeks dolar AS itu didorong oleh arah kebijakan proteksionisme presiden AS terpilih Donald Trump. Malahan, Ibrahim memproyeksikan indeks dolar AS bakal menguat ke level 114 pada tahun ini.
“Dan indeks dolar AS 114 itu pernah terjadi juga di tahun-tahun sebelumnya, bahkan di 114,8, artinya apa? Bahwa kebijakan-kebijakan Trump ini yang kemungkinan akan membuat indeks dolar AS terus mengalami penguatan,” kata Ibrahim kepada wartawan, Minggu (5/1/2025).
Di sisi lain, kata Ibrahim, harga emas bakal cenderung terkoreksi seiring dengan penguatan indeks dolar AS bersamaan dengan arah kebijakan perekonomian dan perdagangan Donald Trump mendatang.
Apalagi, kata dia, arah penurunan suku bunga dari The Fed tidak sesuai dengan ekpektasi pasar tahun ini. Awalnya, The Fed diperkirakan bakal menurunkan suku bunga sebanyak 4 kali yang belakangan diproyeksikan hanya 2 kali.
Selain itu, Trump turut berencana untuk menerapkan sanksi berupa denda kepada sejumlah negara yang bergabung ke dalam aliansi BRICS.
Baca Juga
“Ini yang sebenarnya membuat indeks dolar kemungkinan akan kembali ke 109.50 level tertinggi di Januari, walaupun ekpektasi saya tahun 2025 kemungkinan akan menuju level tertingginya di 114,” kata dia.
Menjelang pelantikan presiden terpilih AS Donald Trump pada 20 Januari, pasar menyikapi kembalinya Trump ke kursi kepresidenan dengan hati-hati karena ketidakpastian mengenai rencana tarif impor yang tinggi, pemotongan pajak, dan pembatasan imigrasi.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (3/1/2025) dengan menyentuh level Rp16.197 per dolar AS. Rupiah diprediksi bergerak fluktuatif dan akan ditutup melemah pada perdagangan hari ini, seiring dengan tren menguatnya indeks dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah ditutup menguat 1 poin atau 0,01% sehingga parkir di posisi Rp16.197 per dolar AS. Indeks dolar AS terpantau melemah 0,27% atau 0,29 poin ke level 109,10. Di sisi lain, mata uang lain di kawasan Asia terpantau ditutup bervariasi di hadapan dolar AS pada perdagangan pekan lalu, Jumat (3/1).
Melansir Reuters, mata uang dolar disebut tengah berada dalam kinerja mingguan terbaiknya, didukung oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga Fed yang lebih sedikit di tahun ini. Penguatan dolar tersebut juga didukung oleh pandangan jika ekonomi AS akan mengungguli peers-nya secara global.
Reuters mencatat Greenback memulai tahun 2025 dengan kuat, mencapai level tertinggi dalam lebih dari dua tahun di angka 109,54.
Kenaikan tajam dolar ini didukung oleh sikap Fed yang lebih hawkish terhadap ketahanan ekonomi AS.
"Sepertinya kekuatan dolar akan bertahan untuk saat ini di awal tahun 2025, mengingat narasi keunggulan AS masih berlaku, ditambah dengan imbal hasil AS yang tetap tinggi," kata Chief Investment Strategist Saxo, Charu Chanana.
Rupiah ditutup melemah tipis 0,01% atau 1 poin ke level Rp16.198 per dolar AS.
Pada saat yang sama, indeks dolar terpantau melemah 0,23% ke posisi 108,71.
Pukul 13.55 WIB, rupiah masih tertekan dengan melemah 0,06% atau 9 poin ke level Rp16.206 per dolar AS.
Pada saat yang sama, indeks dolar juga terpantau melemah 0,09% ke posisi 108,86.
Rupiah melemah tipis 0,01% atau 2 poin ke level Rp16.199 per dolar AS pukul 12.10 WIB.
Pada saat yang sama, indeks dolar juga terpantau melemah 0,07% ke posisi 108,88.
Pukul 09.14 WIB, Rupiah menguat 0,14% atau 22 poin ke level Rp16.175 per dolar AS.
Pada saat yang sama, indeks dolar terpantau melemah 0,05% ke posisi 108,90.