Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek IHSG Jelang Momentum Pengumuman Suku Bunga BI Akhir 2024

IHSG masih dalam tren lesu sepanjang tahun berjalan. Sementara itu, dua pekan sebelum 2024 berakhir, terdapat momentum pengumuman suku bunga The Fed dan BI.
Investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Minggu (13/10/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Minggu (13/10/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) masih dalam tren lesu sepanjang tahun berjalan. Sementara itu, dua pekan sebelum 2024 berakhir, terdapat momentum pengumuman suku bunga The Fed dan Bank Indonesia (BI).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup melemah 1,39% pada perdagangn kemarin, Selasa (17/12/2024) ke level 7.157,73. IHSG masih di zona merah, atau turun 2,26% sepanjang tahun berjalan (year to date/YtD).

Dua pekan jelang 2024 berakhir, terdapat momentum atau sentimen yang memengaruhi gerak IHSG, yakni pengumuman suku bunga acuan The Fed dan BI. Pada pekan ini, baik The Fed dan BI akan mengumumkan nasib suku bunga acuannya.

Direktur Investasi KISI Asset Management Arfan F. Karniody mengatakan pada dasarnya suku bunga acuan BI mestinya turun dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada bulan lalu atau November 2024. Sebab, saat itu inflasi rendah dan Purchasing Managers' Index (PMI) Indonesia turun.

Kemudian, bulan ini sudah tidak ada lagi momentum penurunan suku bunga acuan BI. Level BI Rate pun diproyeksikan masih 6% jelang 2024 berakhir.

"Dalam RDG BI bulan ini kami proyeksikan [BI Rate] tidak ada perubahan, karena rupiah dalam tren melemah juga, ada di level Rp16.000 per dolar AS," ujar Arfan dalam acara Media Gathering KISI Asset Management pada Selasa (17/12/2024).

Sementara itu, The Fed tetap diproyeksikan akan menurunkan suku bunga acuannya. "Hampir pasti The Fed akan cut [suku bunga acuan]," ujarnya.

Terdapat 93,45% kemungkinan The Fed menurunkan suku bunga acuannya 25 basis poin ke level 4,25%-4,50% pada pekan ini.

Seiring dengan momentum pengumuman suku bunga acuan, menurutnya IHSG tidak akan mengalami banyak perubahan. Sebab, IHSG saat ini tersengat oleh kondisi depresiasi rupiah hingga ke level Rp16.000 per dolar AS.

Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan juga menuturkan sulitnya IHSG bangkit saat ini disebabkan melemahnya nilai tukar rupiah.

Melemahnya rupiah hingga menyentuh level psikologis Rp16.000 diakibatkan European Central Bank (ECB) dan Bank Sentral Swiss yang memangkas suku bunga acuannya, sehingga memicu capital inflow ke AS serta membuat penguatan dolar AS. 

“Pelemahan lanjutan rupiah menimbulkan kekhawatiran investor terhadap keputusan RDG Bank Indonesia [BI] pada pekan ini [18/12/2024],” kata Valdy.

Sementara itu, Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas menilai capital outflow investor asing pun masih menjadi sentimen bagi pergerakan IHSG. Pilarmas Sekuritas mencermati berdasarkan data perdagangan Senin (16/12/2024), net sell asing di pasar regular sebesar Rp578,62 miliar, yang juga ditambah dengan tekanan nilai rupiah yang melemah terhadap dolar AS.   

Pasar juga dihadapkan oleh kebijakan pemerintah pada awal 2025, dengan pemerintah yang akan memberlakukan tarif PPN sebesar 12%. 

Pilarmas Sekuritas menuturkan kenaikan tarif PPN tersebut akan berdampak pada daya beli masyarakat sehingga akan memperlambat pertumbuhan ekonomi dalam negeri.  

Di sisi lain, kenaikan PPN tersebut akan memberikan dampak pada pelaku usaha dengan adanya kenaikan biaya produksi. Alhasil, hal ini kan menyebabkan kenaikan biaya produksi dan biaya konsumsi sehingga akan melemahkan daya beli masyarakat. 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper