Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Global Memanas Didukung Data Inflasi AS

Kenaikan harga minyak didukung oleh rilis data indeks Harga konsumen atau inflasi AS yang naik secara moderat pada Juli 2024.
Dongkrak pompa mengebor minyak mentah dari Ladang Minyak Yates di Permian Basin, Texas, AS, 17 Maret 2023./REUTERS-Bing Guan
Dongkrak pompa mengebor minyak mentah dari Ladang Minyak Yates di Permian Basin, Texas, AS, 17 Maret 2023./REUTERS-Bing Guan

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak dunia terpantau menguat pada Kamis (15/8/2024) seiring dengan meningkatnya potensi penurunan suku bunga acuan AS yang akan mendorong aktivitas ekonomi dan permintaan bahan bakar. Meski demikian, kekhawatiran atas melambatnya permintaan global juga berpotensi membatasi kenaikan.

Mengutip Reuters, harga minyak mentah berjangka jenis Brent naik 17 sen atau 0,2% menjadi US$79,93 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate AS meningkat 23 sen atau 0,3% menjadi US$77,21 per barel.

Sebelumnya, harga kedua jenis minyak tersebut turun lebih dari 1% pada Rabu kemarin setelah persediaan minyak mentah AS meningkat secara tak terduga dan meredanya kekhawatiran mengenai konflik Timur Tengah yang lebih luas.

Kenaikan harga minyak didukung oleh rilis data indeks Harga konsumen atau inflasi AS yang naik secara moderat pada Juli yang diikuti oleh melambatnya kenaikan inflasi tahunan hingga di bawah 3% untuk pertama kalinya dalam hampir 3,5 tahun.

Tren data tersebut memperkuat ekspektasi bahwa bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), akan memangkas suku bunga bulan depan.

Yuki Takashima, ekonom di Nomura Securities menyebut, koreksi harga minyak di perdagangan Asia disebabkan karena pasar minyak mengalami oversold pada Rabu kemarin. Dia menambahkan, kini investor bertaruh The Fed akan mulai menurunkan suku bunganya bulan depan.

“Tetapi, harga minyak diperkirakan akan tetap berada di bawah tekanan karena masih adanya kekhawatiran bahwa permintaan global, terutama di China, akan lesu,” jelas Takashima.

Data dari Badan Informasi Energi AS atau Energy Information Administration menyebut, stok minyak mentah AS naik 1,4 juta barel dalam pekan yang berakhir 9 Agustus. Hal ini berbanding terbalik dengan perkiraan penurunan 2,2 juta barel. Adapun, kenaikan cadangan ini juga peningkatan pertama kalinya sejak akhir Juni lalu.

Awal pekan ini, Badan Energi Internasional memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak pada tahun 2025. Menurutnya, hal ini seiring dengan melemahnya perekonomian China yang akan berdampak terhadap konsumsi minyak.

Sebelumnya, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak atau OPEC juga telah memangkas perkiraan permintaan pada 2024 karena alasan serupa.

Secara global, permintaan bahan bakar jet juga diperkirakan akan melemah karena perlambatan belanja konsumen berdampak pada anggaran perjalanan, sebuah perubahan yang dapat membebani harga minyak dalam beberapa bulan mendatang.

Sementara itu, investor juga masih mengkhawatirkan potensi respons Iran terhadap pembunuhan pemimpin kelompok Islam Palestina Hamas bulan lalu. Tiga pejabat senior Iran mengatakan bahwa hanya kesepakatan gencatan senjata di Gaza yang akan menahan Iran dari pembalasan langsung terhadap Israel atas pembunuhan tersebut.

Hamas mengatakan pada hari Rabu bahwa pihaknya tidak akan mengambil bagian dalam putaran baru perundingan gencatan senjata Gaza yang dijadwalkan pada hari Kamis di Qatar, sehingga meredupkan harapan untuk negosiasi gencatan senjata.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper