Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,11% ke level 7.313,85 pada perdagangan hari ini, Selasa (23/7/2024). Saham berkapitalisasi pasar besar seperti BMRI, ASII, hingga BREN ditutup turun sepanjang perdagangan hari ini.
Berdasarkan data RTI pukul 16.00 WIB, IHSG melemah 8,11 poin dan sempat mencapai level tertinggi 7.347 sepanjang sesi perdagangan. Adapun level terendah IHSG hari ini berada di level 7.293.
Kapitalisasi pasar IHSG turun ke Rp12.426 triliun dari Rp12.447 triliun. Terdapat 267 saham menguat, 308 saham berakhir di zona merah, dan 220 saham stagnan.
Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menjadi salah satu saham yang turun ke zona merah hari ini. Saham BMRI turun 1,12% ke level Rp6.625.
Selain BMRI, saham bank BUMN lainnya yakni BBRI juga turun pada perdagangan hari ini. Saham BBRI melemah 2,44% ke level Rp4.790 per saham.
Sementara itu, saham berkapitalisasi pasar besar lainnya seperti ASII dan BREN juga turut melemah pada perdagangan hari ini. Saham ASII ditutup pada level Rp4.450 per saham atau turun 1,55% sepanjang hari ini.
Baca Juga
Begitu pula saham BREN yang turun 3,31% ke level Rp8.750 hari ini. Adapun saham ADRO melemah 1,88%, UNTR turun 1,78%, dan BRIS juga turun 1,17% hari ini.
Sementara itu, saham-saham lain seperti GOTO ditutup naik ke zona hijau dengan menguat 7,84% ke level Rp55 per saham, AMMN naik 3,36% ke level Rp11.550, BBCA naik 0,74% ke level Rp10.175, dan TLKM naik 1,94% ke level Rp3.160 per saham.
Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas menjelaskan sentimen eksternal dan internal menopang pergerakan indeks IHSG hari ini. Dari eksternal bursa regional Asia bergerak cenderung mixed, dengan pelaku pasar mengalihkan perhatian pada kebijakan pemerintah Jepang, kebijakan moneter Tiongkok, dan penantian rilis kinerja semester I/2024 dari emiten.
Pasar tampaknya merespons pernyataan pejabat senior partai yang berkuasa Toshimitsu Motegi yang mendesak Bank of Japan (BOJ) untuk lebih jelas mengkomunikasikan rencananya dalam menormalisasi kebijakan moneter melalui kenaikan suku bunga yang stabil. Dia juga menyatakan penurunan yen yang berlebihan berdampak negatif terhadap perekonomian.
Perdana Menteri Fumio Kishida juga mengatakan normalisasi kebijakan moneter bank sentral akan mendukung transisi Jepang menuju pertumbuhan perekonomian.
Pasar juga merespons kebijakan moneter bank sentral Tiongkok yang menurunkan suku bunganya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Pemangkasan suku bunga ini sebagai upaya menanggulangi melemahnya perekonomian Tiongkok.
Di sisi lain, pasar menanti rilisnya data ekonomi Amerika Serikat (AS) minggu ini untuk memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve. Fokus para pelaku pasar meliputi estimasi awal untuk pertumbuhan PDB kuartal II/2024, pengeluaran dan pendapatan pribadi, serta indeks harga Personal Consumption Expenditures (PCE).
Dari internal, Bank Indonesia (BI) dalam hasil surveinya mengindikasikan penyaluran kredit baru pada triwulan II/2024 meningkat. Meningkatnya pertumbuhan penyaluran kredit baru tersebut terjadi pada hampir seluruh jenis kredit, kecuali kredit konsumsi.
Pada triwulan III/2024 penyaluran kredit baru diprakirakan melanjutkan peningkatan dengan SBT prakiraan penyaluran kredit baru sebesar 93,6%. Hal ini memberikan indikasi bagaimana pertumbuhan kredit tersebut sejalan dengan prospek ekonomi dalam negeri yang relatif terjaga.
---------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.