Bisnis.com, JAKARTA — Crazy Rich Surabaya Hermanto Tanoko menyebut terdapat anomali pada pergerakan harga saham sejumlah saham portofolio miliknya. Menurut Bos Cat Avian tersebut, harga saham tidak menggambarkan kondisi fundamental emiten.
CEO Grup Tancorp tersebut memang bermanuver di berapa sektor pasar modal. Setidaknya terdapat 8 emiten yang sahamnya masuk portofolio Hermanto.
Hermanto Tanoko mengatakan di pasar saham Indonesia, kinerja saham dan kinerja fundamental terkadang akan bergerak berlawanan. Anomali ini disebut juga terjadi di saham-saham Tanoko.
“Kamu lihat harga saham dan fundamental, kadang-kadang anomali, AVIA sejak IPO sampai sekarang secara profit naik terus tapi sahamnya justru turun terus,” kata Hermanto, dikutip Selasa (9/7/2024).
PT Avia Avian Tbk. (AVIA) memang saat ini berada di level Rp515 per saham. Harga ini jauh dari harga saat IPO Desember 2021 lalu yang berada di posisi Rp930 per saham.
Menurut Tanoko, jatuhnya saham AVIA tidak lepas dari hilangnya investor-investor asing. Tanoko mengklaim awalnya 93% saham AVIA dipegang oleh asing, namun karena asing melihat beberapa peluang di sektor lain seperti energi maka mereka mulai mengurangi kepemilikan saham di AVIA.
Baca Juga
“Sehingga mereka [investor asing] akhirnya melepas dan membeli saham pilihan mereka. Begitu lepas, harga terjun dan banyak orang cut los,” jelas Tanoko.
Meski demikian, Tanoko menyebutkan harga AVIA yang saat ini berada di bawah membuatnya menarik untuk kembali dikoleksi. Menurutnya kondisi keuangan yang meningkat terus serta pembagian dividen yang rutin menjadi tanda fundamental perusahaan yang bagus.
“Tentu [harga sekarang] sangat menarik sekali ya, di bawah harga IPO. Padahal pas IPO duku kita oversubscribe hampir 3,8 kali lipat,” jelasnya.
Berdasarkan catatan Bisnis, dari 8 emiten Tanoko, sebanyak 3 emiten mencatatkan penurunan saham secara year to date pada perdagangan hari ini, Selasa (9/8/2024).
Saham yang paling melemah sepanjang tahun adalah PT Mega Perintis Tbk. (ZONE). Emiten peritel fesyen ini terpantau turun 9,01% year to date ke posisi Rp1.010 per saham. Kapitalisasi pasar ZONE berada di level Rp878,87 miliar.
Kemudian saham yang turun adalah PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk. (DEPO) dan PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk. (CAKK) yang masing-masing sebesar 5,79% dan 4,86% secara year to date. DEPO tercatat sebesar Rp360 per saham dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp358 miliar sementara CAKK di level Rp175 per saham dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp210,78 miliar.
Sementara itu, saham yang mampu naik secara year to date adalah PT Penta Valent Tbk. (PEVE), PT Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk. (RISE), PT Sariguna Primatirta Tbk. (CLEO), PT Avia Avian Tbk. (AVIA), dan Superior Prima Sukses Tbk. (BLES).
PEVE berada di level Rp234 per saham dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp413,16 miliar. PEVE naik 37,65% secara year to date. Kemudian saham RISE yang berada di level Rp985 per saham atau naik 7,07% secara year to date dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp10,78 triliun.
Kemudian AVIA berada di level Rp510 per saham, harga ini naik 2% secara year to date dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp31,60 triliun. Harga saham AVIA saat ini berada di bawah harga IPO.
Terakhir saham BLES dan CLEO yang masing-masing berada di level Rp306 dan Rp1.270 per saham. BLES baru saja tercatat di Bursa Efek Indonesia pada perdagangan kemarin, Senin (8/7/2024) sementara CLEO naik 78,87% dengan kapitalisasi pasar Rp15,24 triliun.
Nama Emiten |
Harga Saham |
Perubahan YTD |
Kapitalisasi Pasar |
Rp234 |
37,65% |
Rp413,16 miliar |
|
RISE |
Rp985 |
7,07% |
Rp10,78 triliun |
CLEO |
Rp1.280 |
78,87% |
Rp15,24 triliun |
AVIA |
Rp510 |
2% |
Rp31,60 triliun |
ZONE |
Rp1.010 |
-9,01% |
Rp878,87 miliar |
Rp358 |
-5,79% |
Rp2,43 triliun |
|
CAKK |
Rp175 |
-4,86% |
Rp210,78 miliar |
Rp306 |
67,21%* |
Rp2,71 triliun |
*Dari harga IPO di level Rp183 per saham.