Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pandangan Ekonom Singapura Penyebab Nilai Tukar Rupiah Melemah

Nilai tukar rupiah diperkirakan masih akan tertekan seiring arus keluar karena pembayaran dividen yang dilakukan sejumlah perusahaan jumbo.
Karyawati menghitung dolar Amerika Serikat di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Rabu (17/4/2024). Bisnis/Abdurachman
Karyawati menghitung dolar Amerika Serikat di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Rabu (17/4/2024). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA -- Para ekonom dari Singapura dan Malaysia memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan menghadapi tantangan dalam waktu dekat akibat kekhawatiran melemahnya pasar negara berkembang.

Moh Siong Sim, ahli strategi valuta asing Bank of Singapore menyatakan kecemasan para pelaku pasar ini terus membebani rupiah. Terutama kebijakan sejumlah perusahaan multinasional yang membayarkan dividen kepada para investornya di berbagai belahan dunia.

"Gambaran arus lokal untuk rupiah masih cukup menantang dalam waktu dekat di tengah pembayaran dividen oleh perusahaan-perusahaan Indonesia yang akan berlanjut hingga pertengahan Juli," kata Siong seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (6/6/2024).

Bank Indonesia (BI) sebelumnya mengejutkan pasar dengan menaikkan suku bunga acuan BI Rate untuk menstabilkan rupiah yang sedang tertekan.

Gubernur BI Perry Warjiyo menurut laporan itu memperkirakan nilai tukar rupiah baru akan stabil beberapa waktu ke depan dan diprediksi akan menguat menuju kisaran 15.300 hingga 15.700 per dolar AS pada 2025.

Nilai tukar rupiah sendiri dalam jangka pendek masih akan berfluktuasi. Para pedagang saat ini menunggu data penting dari Amerika Serikat minggu ini, termasuk data tingkat pengangguran yang akan memandu arah rupiah.

"Kami tetap berhati-hati terhadap risiko kenaikan pada pasangan USD/IDR jika terjadi rebound greenback," ujar Alan Lau, ahli strategi valas di Malayan Banking Bhd. di Singapura.

Di sisi lain, Lau juga mencatat kemungkinan bahwa rilis data ekonomi AS yang lebih lemah dan konsisten dapat menyebabkan dolar melemah, yang pada akhirnya memberikan kelegaan bagi rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggara Pernando
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper