Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Menguat ke Rp16.263 saat Dolar AS Tertekan

Rupiah menguat 23,50 poin atau 0,14% menuju level Rp16.263 per dolar AS.
Karyawati menunjukkan mata uang Dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Suselo Jati
Karyawati menunjukkan mata uang Dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat pada Kamis (6/6/2024) dan menyentuh level Rp16.263. Kenaikan ini terjadi di tengah pelemahan greenback.

Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup menguat 23,50 poin atau 0,14% menuju level Rp16.286,5 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS melemah 0,01% ke posisi 104,25.

Sementara itu, mata uang lain di Asia mayoritas ditutup menguat. Won Korea, misalnya, mencatatkan penguatan sebesar 0,52%, lalu diikuti yuan China 0,01%, dan peso Filipina sebesar 0,32%. Adapun baht Thailand menguat 0,15%, sementara ringgit Malaysia stagnan.  

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan data ketenagakerjaan ADP yang lemah menunjukkan penurunan lebih lanjut di pasar tenaga kerja. Hal ini muncul setelah data lowongan kerja melemah, sehingga data nonfarm payrolls yang bakal dirilis Jumat kemungkinan ikut menurun. 

"Indikator ekonomi lainnya juga menunjukkan adanya perlambatan di negara dengan perekonomian terbesar di dunia ini, sehingga dapat memberikan prospek inflasi yang lebih lemah dan memberikan kepercayaan diri lebih besar kepada The Fed untuk mulai menurunkan suku bunganya," ujar Ibrahim, Kamis (6/6/2024).

Dia menuturkan hampir dua pertiga ekonom saat ini memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunga pada September mendatang. Proyeksi tersebut mengacu jajak pendapat Reuters pada 31 Mei-5 Juni.

"Namun, kemungkinan penurunan suku bunga berpotensi diperlemah oleh aktivitas sektor jasa AS, yang menyumbang sebagian besar output perekonomian, yang kembali tumbuh pada bulan Mei atau setelah mengalami kontraksi pada bulan April," tuturnya. 

Selain itu, sentimen terhadap China memburuk dalam beberapa sesi terakhir. Hal ini disebabkan para pedagang menunggu lebih banyak isyarat mengenai rencana negara tersebut untuk menopang pertumbuhan ekonomi. 

Dari dalam negeri, pemerintah berencana menggabungkan Ditjen Pajak dan Ditjen Bea Cukai menjadi Badan Otorita Penerimaan Negara (BOPN) sesuai program kampanye Prabowo-Gibran. Hal tersebut dilakukan guna mendorong agar defisit fiskal turun. 

"Tujuan dari penggabungan Ditjen tersebut adalah mengarah kepada pengurangan defisit sehingga dalam pemerintahannya nanti, utang pun tidak semakin menggunung," pungkas Ibrahim. 

Untuk perdagangan besok, Jumat (7/6/2024), Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif tetapi ditutup menguat pada rentang Rp16.270 sampai dengan Rp16.340 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper