Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyebab Amman Mineral (AMMN) Catatkan Penurunan Kinerja Operasional

Cuaca buruk hingga perubahan aturan jadi biang keladi turunnya kinerja operasional PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN).
Cuaca buruk hingga perubahan aturan jadi biang keladi turunnya kinerja operasional PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN).
Cuaca buruk hingga perubahan aturan jadi biang keladi turunnya kinerja operasional PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN).

Bisnis.com, JAKARTA — Sepanjang 2023, PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) mencatatkan penurunan kinerja operasional baik dalam produksi maupun penjualan emas dan tembaga sepanjang 2023.

Presiden Direktur Amman Mineral Internasional Alexander Ramlie menjelaskan sepanjang 2023 pihaknya menghadapi beberapa tantangan dalam produksi seperti seperti cuaca buruk, perubahan peraturan yang berdampak negatif dan peningkatan biaya kepatuhan.

“Meski demikian, kami melampaui proyeksi produksi tembaga dan emas yang kami sampaikan sebelum IPO masing-masing sebesar 14% dan 24%, meskipun kami tidak mencapai panduan pasca IPO sebesar 7% untuk tembaga dan 8% untuk emas,” kata dia dalam keterangan resmi, Rabu (27/3/2024).

Sepanjang 2023, AMMN memproduksi tembaga sebanyak 312 juta pon atau turun 33% dibandingkan dengan produksi 2022 sebesar 464 juta pon. Penjualan juga ikut turun sebesar 33% menjadi 304 juta pon dari 451 juta pon pada 2022.

Sementara itu, untuk emas, AMMN mencatatkan produksi sebesar 463 kilo ons atau anjlok 37% dibandingkan capaian 2022 sebesar 731 kilo ons. Adapun penjualan emas ikut turun 35% ke 455 kilo ons dari 2022 sebesar 703 kilo ons.

Meski mengalami penurunan penjualan tembaga dan emas, harga jual tembaga dan emas naik masing-masing sebesar 6% dan 12%. Tembaga tercatat sebesar US$3,78 per pon dari 2022 sebesar US$3,56 per pon. Sementara untuk emas tercatat sebesar US$1.948 per ounce dari 2022 sebesar US$1.737 per ounce.

Kemudian untuk produksi konsentrat, AMMN membukukan sebesar 541.893 metrik ton atau turun 32% dibandingkan dengan 2022 sebesar 792.892 metrik ton. Untuk penjualan konsentrat sebesar 548.313 metrik ton atau longsor 32% dari 2022 sebesar 804.395 metrik ton.

Untuk material yang ditambang AMMN tercatat sebesar 316 juta ton atau naik 4% dibandingkan 2022 sebesar 304 juta ton. Adapun untuk jumlah bijih yang diproses adalah sebanyak 36 juta ton atau turun 11% dari 41 juta ton 2022. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper