Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pertambangan emas dan tembaga Grup Medco, PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) membukukan penurunan kinerja pada 2023.
Berdasarkan laporan keuangan per Desember 2023, Amman Mineral Internasional membukukan penurunan penjualan menjadi US$2,03 miliar atau setara dengan Rp31,27 triliun (estimasi kurs Rp15.384,61 per dolar AS). Capaian tersebut turun 28,15% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$2,83 miliar.
Penjualan AMMN pada 2023 ditopang oleh penjualan tembaga sebesar US$1,14 miliar atau setara Rp17,65 triliun dan penjualan emas sebesar US$885,45 juta atau setara Rp13,62 triliun. Masing-masing penjualan turun dari realisasi pada 2022 senilai US$1,60 miliar dan US$1,22 miliar.
Manajemen AMMN menjelaskan penjualan bersih turun karena tertundanya perpanjangan izin ekspor dari 1 April hingga 23 Juli 2023. Setelah mendapatkan izin ekspor pada 24 Juli 2023, AMMN mempercepat pengiriman konsentrat pada kuartal III/2023 untuk mengejar kehilangan penjualan.
Presiden Direktur AMMN Alexander Ramlie menyampaikan pada 2023 perseroan menghadapi berbagai tantangan seperti cuaca buruk, perubahan peraturan yang berdampak negatif, dan peningkatan biaya kepatuhan. Curah hujan yang tinggi membuat AMMN memproduksi konsentrat dari bijih stockpiles pada 7 bulan pertama 2023, yang memiliki kadar lebih rendah dari bijih segar.
"Cuaca ekstrem ini berdampak negatif terhadap laba bersih AMMN secara signifikan," paparnya dalam siaran pers, Rabu (27/3/2024).
Baca Juga
Pada kuartal IV/2023, AMMN mencatatkan kinerja terkuat sepanjang tahun dengan pertumbuhan penjualan 55% dan Ebitda 60% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Sampai akhir 2023, AMMN menjual 312 juta pon tembaga, turun 33% dari tahun sebelumnya 464 juta ton. Penjualan emas juja turun menjadi 455.000 troy ounce, terkoreksi 37% dari 731.000 troy ounce pada 2022.
Kemudian, AMMN membukukan beban pokok penjualan sebesar US$1,13 miliar pada 2023. Beban tersebut turun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar US$1,19 miliar.
Laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk AMMN tercatat sebesar US$252,14 juta atau setara Rp3,87 triliun. Laba bersih AMMN anjlok 76,94% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar US$1,09 miliar.
Adapun liabilitas AMMN tercatat sebesar US$4,46 miliar naik dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2022 sebesar US$2,88 miliar. Rinciannya liabilitas jangka pendek tercatat sebesar US$774,12 juta dan liabilitas jangka panjang tercatat sebesar US$3,68 miliar.
Sementara itu ekuitas tercatat sebesar US$4,63 miliar naik dibandingkan posisi akhir tahun 2022 sebesar US$3,60 miliar. Aset AMMN tercatat sebesar US$9,09 miliar naik drastis dari 2022 sebesar US$6,49 miliar.