Bisnis.com, JAKARTA — Emiten teknologi PT NFC Indonesia Tbk. (NFCX) menyampaikan akan fokus pada strategi pengembangan energi bersih dan iklan digital berbasis awan (cloud digital advertising) untuk menggenjot kinerja pada 2024.
Group Head Corporate Finance NFCX Stanley Tjiandra mengatakan strategi pertumbuhan NFCX pada 2024 bergantung pada dua pilar utama, yakni bisnis energi bersih dan bisnis cloud digital advertising.
Stanley menjelaskan, bisnis energi bersih yang dimaksud NFCX adalah bisnis penjualan sepeda motor listrik Volta. Menurutnya, NFCX akan terus memperluas dealer mereka, memperluas stasiun penggantian baterai secara agresif, dan segmen pasar untuk B2C dan B2B.
"Dengan strategi di atas, kami berharap dapat memberikan pertumbuhan performa EBITDA setidaknya dua kali lipat tahun ini," kata Stanley kepada Bisnis, dikutip Senin (15/1/2024).
Sementara itu, untuk cloud digital advertising, Stanley menuturkan NFCX akan memfokuskan pertumbuhannya pada tiga hal utama. Pertama, meningkatkan use case dengan mengadopsi berbagai teknologi, termasuk AI dan IoT untuk meningkatkan rasio perangkan per toko NFCX.
"Kedua memperdalam penetrasi NFCX ke pasar UMKM dengan memperkenalkan solusi teknologi yang lebih terjangkau dan mudah digunakan," tuturnya.
Baca Juga
Adapun fokus ketiga adalah membangun kolaborasi strategis dengan kelompok-kelompok terkemuka yang memiliki eksposur kuat ke UMKM.
Sebelumnya, Investment Consultant Reliance Sekuritas Reza Priyambada menuturkan saham-saham teknologi yang berkaitan dengan konsumer seperti GOTO dan BUKA mungkin menjadi pilihan di saat bank sentral menurunkan suku bunga.
"Tapi sebenarnya kalau dilihat dari fundamental, masih banyak perusahaan teknologi yang mencatatkan kinerja baik dan bisa menjadi pertimbangan," tutur Reza.
Menurut Reza, saham-saham seperti ATIC, MCAS, MLPT, PTSN, dan MTDL dapat menjadi pertimbangan investor di luar saham e-commerce tahun ini.
__________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.