Bisnis.com, JAKARTA - BNI Sekuritas menargetkan IHSG pada 2024 bisa menembus rekor di level 8.400.
Mereka berpendapat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi berada dalam tren positif pada tahun 2024.
SEVP Research BNI Sekuritas Erwan Teguh menuturkan memasuki tahun 2024, optimisme pasar akan kembali naik. BNI Sekuritas bahkan memperkirakan potensi penurunan IHSG pada angka 6.600, sementara potensi kenaikan bisa mencapai 8.400 pada tahun depan.
Menurutnya, terdapat beberapa strategi yang dapat dipertimbangkan untuk posisi investasi di tahun depan. Dia menjelaskan obligasi mungkin akan terus mendominasi saham, dengan proyeksi total return sekitar 9% berdasarkan imbal hasil 10 tahun yang stabil di 6,65%.
"Saham seperti BBCA, TLKM, dan JSMR mungkin menjadi pilihan yang baik sebagai proxy obligasi," kata Erwan, dikutip Selasa (1/1/2024).
Sementara itu, di sektor komoditas menurutnya meskipun terdapat risiko pada laba, valuasi dan arus kas yang kuat di sektor komoditas menawarkan keseimbangan risiko reward yang menguntungkan. BNI Sekuritas menjadikan saham ADRO dan UNTR sebagai pilihan utama di sektor ini.
Baca Juga
Kemudian, dalam hal pemulihan konsumsi dan sektor keuangan, saham ASII masuk ke dalam pandangan positif jangka panjang terkait dengan prospek permintaan mobil dalam negeri.
"Dukungan fiskal yang lebih baik dan perbaikan prospek pekerjaan diharapkan mendukung pemulihan konsumsi domestik," tuturnya.
BNI Sekuritas menilai sektor keuangan dan konsumen seperti KLBF, LPPF, HMSP, dan BBRI akan memperoleh manfaat dari perbaikan ini.
Berdasarkan riset BNI Sekuritas, tahun 2024 akan menjadi tahun normalisasi karena pasar keuangan global bergerak menuju stabilitas setelah masa penyesuaian yang intensif.
Erwan menuturkan meskipun tantangan tetap ada, peluang untuk posisi investasi yang cerdas dan strategis masih tersedia. Kunci utamanya, kata dia, adalah fleksibilitas dan reaksi terhadap perubahan dinamika pasar yang terus berubah.
-----------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.